Metode Pendidikan Ala Rosulullah Berikut Wajib Diteladani Para Guru Madrasah
Tolak ukur kesuksesan seorang guru madrasah menurut saya bukanlah melulu soal berapa gaji yang didapat nya atau prestasi apa yang ditorehkannya. Tapi guru madrasah yang sukses adalah guru yang berhasil memotivasi peserta didik mencapai kesuksesan. Guru madrasah yang sukses juga guru yang mampu mengubah Peserta didik yang sebelum nya kurang baik akhlaknya berubah menjadi anak yang santun dan berakhlak baik. Itulah guru yang menurut saya sukses dalam tugasnya. Mengapa bukan materi tolak ukur kesuksesan guru madrasah? Karena jika tolak ukur kesuksesan nya adalah materi maka apa bedanya dengan pekerjaan lainnya. Padahal guru tidak memproduksi barang, guru juga tugas nya tidak mengoperasikan sesuatu seperti para pegawai lainnya. Guru yang diolah adalah manusia yang diciptakan Allah dengan akal dan budi. Maka kurang tepat jika kesuksesan guru hanyalah soal materi yang didapatnya.
Siapa Sosok yang Patut Diteladani Oleh Para Guru Madrasah ?
Nabi Muhammad SAW adalah sosok mulia teladan bagi kita semua. Saya rasa dalam hal pendidikan, sosok mulia ini juga sangat wajib kita contoh cara mendidik nya. Pantas, karena beliau adalah pendidik pertama dan utama dalam pendidikan islam. Keberhasilan beliau dalam pendidikan islam bisa kita buktikan dari kemampuan beliau mengubah perilaku dan karakter kasar dan keras masyarakat arab jahiliyah menjadi umat yang berbudaya mulia dan beradab dengan metode beliau. Dan jika Rasulullah adalah juga menjadi sosok yang Pak-Bu teladani dalam hal pendidikan tentu jika tolak ukur keberhasilan anda diukur dengan materi maka pastinya sulit bagi Pak-Bu untuk meneladani beliau.
Metode Pendidikan Ala Rosulullah
Mengutip buku Ash-Shuffah (Yakhsyallah Mansur, 2015), setidaknya ada tujuh metode yang digunakan Rasulullah untuk mendidik para sahabatnya, khususnya Ahlus-Shuffah –sahabat Nabi yang tinggal di emperan Masjid Nabawi.
Metode Halaqoh
Metode halaqoh adalah metode pendidikan klasik khas pondok pesantren yang diadaptasi dari metode pendidikan ala Rosulullah kepada para sahabat. Dimana pelaksanaan adalah para peserta didik atau murid duduk mengelilingi guru dan membuat lingkaran. Tidak ada ikatan dalam pelaksanaan kegiatan nya. Pembelajaran bisa berupa dialog, diskusi, imla (Dekte) ataupun ceramah. Kemudian menjelang akhir kelas waktu biasanya dimanfaatkan oleh guru madrasah untuk mengevaluasi murid bisa dengan tanya jawab, memeriksa catatan atau memberikan koreksi.
Halaqah merupakan metode pendidikan yang efektif untuk mempererat hubungan sesama muslim karena dalam kegiatan tersebut terjadi proses interaksi yang intensif utamanya hubungan guru madrasah dengan muridnya. Kegiatan ini juga mempermudah guru untuk memberikan pengarahan dan pengajaran secara lebih cermat untuk setiap murid sehingga tidak terlihat adanya ketidak berimbang dalam memberikan perhatian saat pembelajaran. Abu Sa’id al-Khudri dalam hadits riwayat Abi Dawud berkata “Maka Rasulullah saw. duduk di tengah kami, agar jarak antara dirinya dengan kami seimbang. Kemudian beliau memberikan isyarat dengan tangannya agar mereka duduk melingkar sehingga wajah mereka tampak oleh beliau,”
Metode Kisah (al-qishshah)
Metode kisah atau history telling adalah metode pendidikan ala Rasulullah yang menghubungkan kisah nyata atau mungkin cerita-cerita sejarah yang relevan dengan materi pelajaran. Metode ini sering saya pergunakan untuk penyampaian materi pelajaran akidah untuk pembinaan Akhlakul Karimah anak didik saya. Dan Alhamdulillah, metode pendidikan ini juga dipergunakan Rosulullah dalam menyampaikan dakwah kepada para sahabat. Dalam menyampaikan pendidikan dan pengajaran, Rasulullah juga tidak jarang menyelipkan kisah-kisah yang terkait dengan materinya. Rasulullah sengaja menyertakan kisah atau cerita dalam pengajarannya untuk membantu menjelaskan suatu pemikiran dan mengungkapkan suatu masalah. Misalnya Rasulullah pernah berkisah kepada para sahabat tentang bayi yang bisa berbicara, tiga orang yang terjebak dalam gua, kisah ashab al-uhdud, dan lainnya dengan tujuan agar dapat mengambil ibrah dari kisah-kisah tersebut.
Metode kisah atau istilah lainnya story telling (history telling) ini memiliki banyak manfaat bagi anak didik. Diantaranya, melalui kisah diharapkan peserta didik memiliki akhlak sesuai dengan akhlak dan sikap teladan yang terdapat pada suatu kisah. Metode ini juga dianggap akan lebih membekas dalam jiwa orang-orang yang mendengarkannya serta lebih menarik perhatian (konsentrasi).
Metode Mujadalah
Sesuai riwayat Abu Nuaim al-Asfihani, suatu ketika Rasulullah mendatangi para sahabatnya yang tinggalnya di emperan Masjid Nabawi. Semula Rasulullah bertanya perihal kondisi mereka. Namun kemudian Rasulullah menyampaikan suatu hal, mereka kemudian menjawabnya. Dan begitu seterusnya. Rasulullah dan mereka saling menimpali. Metode pembelajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw ini, membuat anak didik menjadi aktif. Karena guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan namun anak didik juga diberi kesempatan untuk mengeluarkan pikiran dan pendapat nya terkait pembelajaran.
Metode mujadalah ini ada dua jenis menurut pelaksanaan nya. yang pertama, Al Hiwar atau dialog antara guru madrasah dan anak didik terkait materi. Yang kedua yaitu, as-llah wa ajwibah atau tanya jawab. Kedua kegiatan metode pendidikan ala Rosulullah ini sungguh efektif dan masih relevan untuk Pak-Bu gunakan untuk mendorong dan merangsang pemahaman anak didik pada ilmu yang dipelajari.
Metode Teladan dan Panutan (al-uswah dan al-qudwah)
Dalam Al-Qur'an Kata "uswah" selalu direkatkan dengan kat "Hasanah", sehingga menjadi "Uswatun Hasanah" artinya teladan yang baik. Sedangkan metode pendidikan yang menerapkan al-uswah dan al-qudwah adalah suatu metode pendidikan yang dipergunakan Nabi yang mengedepankan contoh atau teladan yang berdasarkan pada sikap yang nyata nabi dalam sifat dan maupun dalam hal menerapkan apa yang beliau sampaikan kepada para sahabat dalam kehidupan sehari-hari.
Metode pendidikan atau pembelajaran dengan mengedepankan keteladanan menurut saya sangatlah relevan jika kita terapkan pula dalam pembelajaran di madrasah di zaman sekarang. Karena apa? Karena anak didik kekinian tidak akan mempan jika cuma sekedar diberikan teori dan perintah tanpa adanya contoh dari kita.
Dalam proses pendidikan, metode keteladanan ada dua jenis. Keteladanan secara langsung dan tidak langsung. Keteladanan langsung berarti guru madrasah memposisikan diri sebagai teladan yang baik kepada anak didik. Sedangkan metode keteladanan tidak langsung ini bisa berarti guru memotivasi anak didik untuk mengikuti tokoh-tokoh yang memiliki karakter yang baik sehingga patut di contoh sifat dan kebaikannya. Misalnya saja dengan menghadirkan kisah-kisah sejarah nabi Muhammad, para ulama atau pun dari pahlawan dan tokoh besar.
Metode Ceramah (Al-Khutbah)
Dalam proses belajar mengajar, kemampuan guru madrasah dalam menguasai materi saja tidak cukup. Namun juga guru madrasah harus memiliki kemampuan penyampaian materi dalam beragam metode atau cara. Diantaranya penggunaan metode ceramah. Metode pendidikan yang penyampaiannya berpusat pada guru ini menurut saya tetap penting untuk dihadirkan pada setiap pembelajaran untuk mengiringi metode yang lain. Metode ini jugalah yang digunakan Rosulullah dalam mengembangkan dan mendakwahkan agama Islam. Misalnya digunakan Rasulullah ketika turun wahyu yang memerintahkan untuk berdakwah secara terang-terangan.
Metode Penugasan (At-Tathbiq)
Secara umum, Bapak-Ibu guru cara penyampaian materi pembelajaran PAI kepada anak didik hanya berupa materi yang mengedepankan hafalan dan penjelasan guru. Hal ini menyebabkan anak didik cenderung pasif meskipun mungkin materi tersebut belum jelas. Sehingga materi pembelajaran cenderung sangat membosankan dan kurang menarik untuk anak didik.
Alternatif metode pendidikan favorit saya, guru sebaya ini bisa jadi referensi Pak-Bu untuk menambah referensi metode pendidikan. Metode yang diadaptasi dari metode penugasan yang dipergunakan Rosulullah dalam memberikan pengajaran kepada para sahabat ini melibatkan murid yang memiliki pemahaman lebih baik terhadap materi. Kemudian murid atau anak didik ini ditugaskan untuk membantu guru untuk menyampaikan materi kepada anak didik lain untuk menyebarkan ilmu yang lebih luas.
Metode Perumpamaan (Dharb Al-Amtsal)
Metode pendidikan ala Rosulullah selanjutnya adalah metode perumpamaan. Dengan memberikan perumpamaan-perumpamaan, Rasulullah berharap apa yang disampaikannya bisa diterima dengan baik oleh para sahabatnya. Dikisahkan, suatu ketika Rasulullah menemui para sahabatnya di emperan masjid. Beliau bertanya, siapa diantara sahabatnya itu yang suka pergi ke lembah Batha’ dan al-Aqiq dan membawa pulang dua unta dengan punggung besar. Para sahabat menjawab, mereka suka melakukan itu. “Mengapa salah seorang dari kalian tidak pergi ke masjid lalu belajar dan membaca dua ayat Kitabullah yang itu lebih baik dari dari pada dua ekor unta,” kata Rasulullah dalam hadits riwayat Abu Nu’aim. Dalam hadits tersebut, Rasulullah mengumpamakan kegiatan belajar dengan unta yang gemuk. Melalui perumpamaan itu, Rasulullah mendorong agar para sahabatnya terus semangat dalam menuntut ilmu.
Metode perumpamaan juga diungkapkan dalam Al-Qur'an dengan menggunakan lafaz atau term kaanna, matsala, dan menggunakan huruf kaf serta semua lafaz yang menunjukkan makna perumpamaan. Mengapa metode ini sangat dianjurkan dalam pendidikan Islam? Karena memang pelajaran berupa perumpamaan biasa lebih difahami manusia dan mudah diterima dalam menanamkan keimanan. Hal itu disebabkan metode amsal atau perumpamaan ini akan mudah menyentuh jiwa dan lebih mudah mempengaruhi manusia ketimbang sekedar menghadirkan teori. Dan dalam dunia pendidikan zaman sekarang memvisualisasikan teori yang disampaikan secara abstrak dengan dianalogikan dengan sesuatu yang serupa akan lebih mudah difahami seperti metode Rosulullah sungguh lah sangat relevan untuk diterangkan
Wallahu alam bisshowab!
0 comments