Mantap, Tidak Melulu Harus Jadi Pengawas ataupun Kelapa Sekolah, Jenjang Karir Guru Berikut Tak Kalah Menjanjikan
Guru adalah tempatnya ladang pahala. Ada banyak cara dan mudah untuk berbuat baik saat menjadi guru. Sekedar menyampaikan pelajaran itu juga sudah pahala. Tapi bagaimana dengan pahala dunia untuk guru? Saya rasa sebelum menjadi guru kita harus belajar ikhlas terlebih dahulu. Karena ya seperti itulah guru, terkait kelayakan gaji, jenjang karir dan seterusnya. Padahal guru lah yang membantu anak-anak, Guru Bisa Jadi Konten Kreator nak bangsa meraih keberhasilan hidup. Semua profesi mentereng dengan kelayakan hidup serba ada bisa berhasil juga ada peran guru didalamnya, bahkan presiden sekalipun ada peran guru di dalam keberhasilan karirnya.
Lalu bagaimana dengan nasib guru?
Nasib guru, hanya ikut berbangga jika anak didiknya sukses dan berhasil dalam hidup. Paling-paling jika beruntung, jenjang karir guru adalah menjadi ASN, kepala sekolah, pengawas dan seterusnya. Tak ada pengembangan karir selain itu. Bagaimana pun keahliannya dalam menjalankan profesi tidak mengubah karir guru menjadi lebih baik jika tidak mendapatkan peran yang saya sebutkan diatas. Padahal dengan menjadi kepala sekolah sekalipun tidak menjamin kelayakan hidup terutama jika hanya menjadi kepala sekolah di sekolah-sekolah swasta.
Adakah jenjang karir guru selain jalur konvensional?
Guru milenial adalah guru yang beradaptasi dengan zaman namun juga tetap menjunjung tinggi nilai agama, profesi dan kesopanan. Zaman sudah berubah, era digital haruslah membuat kita para guru berkembang. Tidak hanya mengandalkan gaji sebagai penopang kehidupan. Yuk bangkit, karena di zaman milenial ini ada banyak peluang keberhasilan di jalur pendidikan tanpa harus bergantung pada gaji guru dan jenjang karir konvensional.
Lalu, adakah jenjang karir guru selain jalur konvensional?
Ada banyak peluang untuk Pak-Bu bisa tetap melaksanakan tugas dengan baik di keguruan dan pendidikan anak tapi juga ada peluang untuk keberhasilan dan kesuksesan tanpa harus jadi ASN atau pun kepala sekolah.
Apa saja itu?
1. Guru Bisa Jadi Penulis
Pengalaman dan ilmu yang datang setiap hari ketika membersamai anak didik belajar sayang jika tidak ditularkan. Pak-Bu, Rasulullah SAW mengajar kita untuk berdakwah dengan tiga cara yaitu dakwah bil lisan, dakwah bil hal dan dakwah bi kitabah. Ketiganya adalah bentuk pencapaian ilmu dan anjuran kebaikan yang sebetulnya wajib kita sampaikan sebagai bentuk amal makruf nahi mungkar. Semua tergantung sesuai kemampuan namun saya rasa menyampaikan ilmu melalui kitabah atau tulisan akan mengurangi resiko ketersinggungan karena kita terkesan menggurui secara langsung.
Tapi menulis itu sulit! Tidak ada sesuatu permulaan yang mudah Pak-Bu! Mengawali apapun pasti butuh yang namanya salah dulu atau belajar dulu. Tapi jika Pak-Bu sadari menulis sudah kita latih lama bahkan sejak di bangku kuliah. Contohnya saat ada tugas makalah, skripsi, laporan penelitian dan sebagainya. Setelah menjadi guru, menulis juga bukan hal asing. Contohnya saat kita merancang Rencana pembelajaran, PTK atau saat kita memberi contoh siswa dalam materi bahasa Indonesia. Menulis juga suatu keharusan sebagai syarat kenaikan pangkat / golongan. merupakan sebuah keharusan. Jadi mulai saja dulu Pak-Bu, karena sebetulnya tidak ada sesuatu yang sulit jika kita tahu cara mengerjakan nya.
Ada banyak peluang rezeki dari menulis. Bisa dengan menulis di blog seperti saya atau blogger, bisa dengan membuka jasa penulisan, menjadi ghost writer, menjadi penulis lepas di media online atau menjadi penulis buku. Semuanya adalah pekerjaan sampingan yang menjanjikan atau bahkan lebih dari gaji guru. Masya Allah. Semangat!
2. Guru Bisa Jadi Konten Kreator
Pengalaman kita selalu mengajar. Ilmu yang kita dapat. Bisa kita salurkan lewat media sosial dalam bentuk konten menarik. Untuk menjadi konten kreator Pak-Bu tidak harus jago publik speaking atau bervisual yang baik. Jika masih belum pede tulisan bergerak juga bisa jadi cara penyampaian yang tak kalah menarik. Saya yakin tidak ada awalan yang mudah tapi tidak ada yang sulit jika Pak-Bu berani mencoba. Jalani apa yang kita bisa lakukan dan belajar sambil menjalankan nya. Karena setiap orang bisa membuat konten. Mari Pak-Bu kita penuhi beranda sahabat kita dengan konten-konten baik dan mendidik untuk menenggelamkan konten yang hanya hiburan tanpa memikirkan pengaruh negatif yang mereka sebarkan. Dan saya yakin dengan konsistensi yang baik konten kita tidak hanya mendatangkan manfaat bagi penikmat tapi juga mendatangkan pundi rezeki bagi pembuatnya.
3. Guru Bisa Jadi YouTuber
Sayangkan Pak-Bu, jika moment menarik di kelas tidak kita abadikan. Bisa jadi moment tersebut bisa menginspirasi Pak-Bu guru lain. Selain di media sosial, konten-konten yang kita buat bisa juga kita upload di YouTube. Di YouTube Pak-Bu bisa lebih leluasa mengirim video karena tidak ada batasan durasi. Siapa tahu, banyak viewer dan subscribe yang dengan hanya menyampaikan video pembelajaran dan berbagi lainnya.
4. Guru Bisa Jadi Olshopper
Ada saja cerita dari Pak-Bu guru yang risend karena harus menyerah mencari pekerjaan lain karena tuntutan mencukupi kebutuhan keluarga. Saya memaklumi hal itu, tapi jika bisa kita lakukan keduanya mengapa tidak Pak-Bu! Salah satu caranya adalah menjadi olshopper. Saya sudah merasakan manfaatnya Pak-Bu. Insyaallah cukuplah dulu untuk membuat dapur semakin mengebul. Untuk menjadi olshopper Pak-Bu tidak harus memiliki modal, tak harus buka warung, tak harus sibuk foto dagangan, bahkan mungkin tak harus kirim paketan. Kok bisa? Ada beragam jenis olshopper Pak-Bu, dan saya rasa menjadi olshopper sekaligus dropship per cocok untuk kita yang berprofesi guru. Karena cuma mengandalkan kirim foto, beri caption di media sosial Pak-Bu, fast respon di pelayanan chat, deal dengan buyer, kemudian melakukan transaksi ke Mantap, Tidak Melulu Harus Jadi Pengawas ataupun Kelapa Sekolah, Jenjang Karir Guru Berikut Tak Kalah Menjanjikan!. Barang dikirim supplier kita bisa lanjut mengajar. Lalu keuntungan masuk rekening. Jika Pak-Bu minat Pak-Bu bisa pelajari caranya di situs-situs web terkait.
5. Guru Bisa Jadi Instruktur ataupun Pembicara
Sedikit lebih sulit untuk kita langsung pada proses ini ya Pak-Bu. Tapi tidak ada yang mungkin jika Allah berkehendak. Lakukan saja yang bisa lakukan sekarang. Sebarkan energi positif untuk sekitar kita, share sebanyak banyaknya ilmu yang kita punya untuk sesama. Bisa jadi nanti ada yang berkenan kita bisa berbagi ilmu secara langsung atau online dengan menjadi instruktur, pembicara maupun narasumber. Bukan harapan untuk saya Pak-Bu karena impian menjadi pembicara terkesan saya tinggi hati karena sebenarnya saya cetek ilmu (rendah ilmu) tapi tidak ada yang tidak mungkin baik saya maupun anda. Tidak ada yang benar-benar tahu takdir Allah karena itu rahasianya. Tapi pastinya ada rezeki lain yang kita dapat jika kita mampu menjadi instruktur atau narasumber baik online maupun di undang langsung. Apapun itu, bisa jadi ganjaran dunia yang kita dapat dari menyampaikan ilmu. Barokallah!
Demikianlah beberapa pekerjaan yang bisa Pak-Bu lakukan selain melaksanakan profesi mulia menjadi guru. Sampaikan apa yang kita bisa sampaikan kepada sesama yakinlah bahwa perbuatan baik akan ada imbalan baik Allah Pak-Bu, saya percaya itu. Tidak sekarang, bisa jadi esok atau bisa jadi imbalan nya di surga nanti. Masya Allah..
Selamat berprogres Pak-Bu !
0 comments