Guru memiliki peran penting dalam proses belajar muridnya. Melatih dan membimbing peserta didik yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu kemudian mengamalkan nya. Guru juga orangtua kedua bagi murid yang mendampingi mereka dalam proses menemukan hal baru dalam hidup. Predikat guru biasanya disematkan pada seorang pendidik di lembaga pendidikan formal. Namun untuk mendidik, mengajar, melatih dan membimbing seseorang siapapun memiliki potensi untuk melaksanakan peran tersebut. Siapapun bisa jadi guru! Bahkan Orangtua merupakan madrasah pertama bagi anaknya yang mengajar kan banyak hal mulai dari baru lahir kemudian masuk ke jenjang sekolah bahkan sampai sebelum ajalnya. Teman, lingkungan dan siapapun yang memiliki pengetahuan dan pengalaman bisa dijadikan guru. Selain penyampai pengetahuan, guru adalah sosok teladan yang membimbing murid dalam moral dan spiritual. Penting bagi orangtua untuk tidak hanya mencari guru yang berilmu tinggi namun juga berakhlak mulia.
Dalam agama Islam, seseorang diharuskan untuk menjaga hubungan dengan manusia dan kepada Allah. Hubungan manusia dengan manusia disebut dengan Hablum Minannas, sedangkan hubungan manusia dengan Allah disebut Hablum Minallah. Penekanan terhadap akhlak dan adab begitu dominan. Bahkan kedudukan lebih tinggi dari pada ilmu. Maka dalam mengajarkan ilmu kepada murid, guru haruslah menggunakan adab-adab seorang guru. Karena adab sebagai inti dari proses pendidikan.Tujuan adab dalam pendidikan untuk menanamkan kebaikan diri manusia sebagai manusia dan individu. Para ulama menyatakan bahwasannya untuk mendahulukan adab dari pada ilmu, apalagi dalam masalah pendidikan.
Sebagaimana dijelaskan oleh Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 431) sebagai berikut:
آداب العالم: لزوم العلم، والعمل بالعلم، ودوام الوقار، ومنع التكبر وترك الدعاء به، والرفق بالمتعلم، والتأنى بالمتعجرف، وإصلاح المسألة للبليد، وبرك الأنفة من قول لا أدري، وتكون همته عندالسؤال خلاصة من السائل لإخلاص السائل، وترك التكلف، واستماع الحجة والقبول لها وإن كانت من الخصم.
Artinya:
Adab orang alim (guru), yakni: tidak berhenti menuntut ilmu, bertindak dengan ilmu, senantiasa bersikap tenang, tidak takabur dalam memerintah atau memanggil seseorang, bersikap lembut terhadap murid, tidak membanggakan diri, mengajukan pertanyaan yang bisa dipahami orang yang lamban berpikirnya, merendah dengan mengatakan, ‘Saya tidak tahu,’ bersedia menjawab secara ringkas pertanyaan yang diajukan penanya yang kemampuan berpikirnya masih terbatas, menghindari sikap yang tak wajar, mendengar dan menerima argumentasi dari orang lain meskipun ia seorang lawan. Dari kutipan di atas dapat diuraikan kesebelas adab orang alim (guru) sebagai berikut:
Jangan Berhenti Belajar
Dalam hadits, anjuran menuntut ilmu itu dimulai sejak lahir hingga akhir hayat. ... Uthlubul 'ilma minal mahdi ilal lakhdi. Tidak ada batasan usia, jenis kelamin dan perbedaan dan batasan lain yang membuat diri seorang muslim untuk lalai dalam menimba ilmu. Karena ilmu dapat menuntun muslim menuju jalan yang diridhoi Allah dan bekal untuk kehidupan. Tidak terkecuali guru. Walau kedudukan guru adalah penyampai ilmu. Bukan berarti setelah menjadi guru, kita berhenti belajar dan enggan mencari ilmu.
Penguasaan ilmu oleh seorang guru bukan hanya bagaimana ilmu diperoleh dan dimiliki sebanyak-banyaknya, tetapi bagaimana ilmu itu dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran bukan hanya keahlian, kelihaian, kepiawaian dalam menghipnotis murid sehingga apa yang disampaikan semua dapat diterima atau dikuasai murid. Akan tetapi seorang guru justru dapat menjaga diri bahwa pembelajaran yang dikembangkan bukan menjadikan dirinya standar kesempurnaan manusia.
Ayo Pak-Bu mari terus belajar. Mari berikan keteladanan kepada peserta didik kita. Ketika guru menyuruh muridnya belajar maka ia sendiri harus memberikan keteladanan dengan semangat untuk terus belajar. Keluarlah dari zona nyaman dan responsive terhadap perubahan. Tanpa membaca maka pengetahuan guru akan berhenti. Keilmuan guru tidak akan bertambah sehingga skill pengelolaan pembelajaran pun tidak ada peningkatan. Karena membaca adalah gerbang ilmu dan pengetahuan.
Bertindak Selalu dengan Ilmu
Pak-Bu, guru adalah figur teladan bagi murid. Pepatah mengatakan "guru kencing berdiri murid kencing berlari". Saya sangat setuju dengan pendapat tersebut. Bahwa pengaruh guru dalam dunia pendidikan sangat besar. Setiap tindakan, ungkapan yang keluar dari lisannya dan semua semua perintah yang diberikan akan sangat berpengaruh pada cara pandang dan cara menyikapi murid terhadap sesuatu. Karena semua tindakan guru sudah termasuk ilmu yang didengar, dilihat dan diamati oleh murid. Jika setiap tindak tanduk guru adalah teladan murid maka guru harus menjadikan dirinya sebagai pribadi yang patut untuk dicontoh untuk para muridnya. Dalam agama, guru itu orang alim. Dalam masyarakat tertentu, guru dianggap orang yang berilmu tinggi, orang pintar, manusia hebat, pergaulannya selalu memperhatikan adab dan etika kelas tinggi. Maka jika guru diyakini berilmu, maka setiap tindak tanduknya selalu berdasarkan ilmu.
Senantiasa Bersikap Tenang
Adab yang harus dimiliki guru selanjutnya adalah guru mampu bersikap tenang dalam menghadapi masalah. Entah itu masalah yang terjadi saat dalam proses belajar mengajar atau di luar itu. Sikap tenang haruslah dibiasakan agar guru mampu berpikir logis saat menghadapi masalah yang mungkin saja terjadi. Keputusan yang diambil tidak dengan emosi dan pikiran yang jernih akan sangat menolong kita dari berbagai masalah entah masalah terkait persoalan di kelas atau mungkin masalah yang timbul di luar. Sikap kita dapat menanggapi masalah tentu akan menjadi penilaian bagi orang sekitar terhadap adab kita sebagai guru. Karena ciri orang berilmu salah satunya ketenangan nya dalam menghadapi permasalahan.
Tidak Takabur dalam Memerintah atau Memanggil Seseorang
Sifat takabur adalah penyakit hati yang seharusnya dihindari oleh setiap muslim apalagi jika profesi nya sebagai guru. Memanggil dan memerintah murid dengan sikap penuh congkak dan seolah minta dihargai adalah sikap buruk yang pastinya hanya membuat murid segan dan takut tapi tidak untuk hormat. Sedangkan Alim (guru) yang mengedepankan rasa tawadhu lah yang benar diharapkan oleh murid untuk sebagai teladan yang pantas bagi mereka.
Bersikap Lembut pada Murid
Dengan bersikap lembut tidak akan mengurangi kewibawaan kita sebagai guru. Dan dengan menjadi garang tidak berarti murid akan tunduk pada guru. Terpaksa takut, terpaksa tunduk mungkin iya tapi yang jelas akan mengikis rasa sayang dan hormat murid pada gurunya.
Yuk, biasakan berkomunikasi yang lembut dan santun pada murid. Karena sikap anda adalah cerminan kepribadian anda yang akan menjadi teladan para murid kita. Dekati murid dengan hati tidak dengan sikap kasar. Karena hati yang tulus akan diterima dengan ketulusan pula.
Tidak Membanggakan Diri
Para alim (guru) yang benar-benar alim tidak akan pernah membangga-banggakan diri apalagi meminta dihargai. Karena sikap yang didasari dengan ujub dan penuh kesombongan sebetulnya akan membuat kita terlena dan jatuh pada kerugian. Dan sedangkan guru yang tawadhu dalam bersikap akan Allah angkat derajat nya dan setidak-tidaknya akan dihargai oleh murid sebagai guru layak untuk dihargai tanpa harus meminta untuk menghargai.
Mengajukan Pertanyaan yang Bisa Dipahami
Tiap anak memiliki tingkat pemahaman sendiri dalam menangkap pengetahuan. Ada yang cepat tanggap. Ada yang perlu proses untuk mencerna. Guru yang baik akan memahami karakteristik dan kemampuan pemahaman setiap muridnya. Sungguh bukanlah hal yang bijak jika guru mengedepankan ego menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang sulit yang tidak mungkin bisa dipahami oleh murid dengan kemampuan pemahaman yang kurang cepat. Jadi adab seorang alim yang selanjutnya adalah berikan pertanyaan-pertanyaan dan penjelasan yang mudah dicerna oleh semua murid-murid anda yang unik dan beragam.
Rendah Hati
Bersikap tawadhu dan rendah hati adalah cerminan pribadi yang alim. Sebagai mana peribahasa mengatakan, "padi semakin tua akan semakin merunduk". Begitu juga seorang alim atau guru. Bersikap rendah hati tidak berarti menghinakan diri. Malah dengan rendah hati kualitas diri akan tetap terjaga sebagai sosok teladan bagi murid-murid kita.
Menjawab dengan Ringkas Pertanyaan Murid dengan Kemampuan Terbatas
Untuk menjadikan murid kita seorang yang pintar tidak berarti kita harus menampilkan diri sebagai sosok yang genius dari mereka. Memahami setiap murid dan kemudian berkomunikasi sesuai kadar kemampuan berpikir mereka masing-masing sungguh malah membuat murid cepat tanggap materi yang kita sampaikan tanpa harus memaksakan diri menggunakan kata-kata intelek dalam penyampaian ilmu yang malah belum tentu sampai di diri murid kita.
Menghindari Sikap yang Tak Wajar
Menjadi terlalu kasar juga bukanlah cerminan guru yang dihormati muridnya. Namun menjadi terlalu lembut dalam menyikapi anak-anak juga akan membuat kewibawaan kita sebagai guru juga akan turun. Karena murid akan meremehkan semua perintah perintah kita karena dirasa tidak memiliki kekuatan. Mari bersikap yang lembut namun juga penuh ketegasan dan kedisiplinan dalam menghadapi murid agar mereka tetap menghargai dan menyayangi gurunya.
Mendengarkan dan Menerima Argumentasi Orang Lain
Dengan menjadi sosok teladan tidak berarti semua yang ada pada diri kita adalah kebenaran. Tidak ada manusia yang sempurna. Bersikap legowo dan tawadhu adalah penyelamat manusia dari ego diri yang menjerumuskan. Jika mendapatkan masukan, guru yang benar-benar alim akan mendengarkan dan mempertimbangkan masukan dengan kepala jernih untuk memperbaiki diri tak terkecuali dari mana masukan itu berasal walaupun masukan itu diterima dari murid kita.
Demikian kesebelas adab bagi guru dari imam Ghozali. Kesebelas adab tersebut hendaknya senantiasa diamalkan Dalam membimbing dan mendidik murid atau dalam keseharian nya. Yang intinya, figur guru yang berkualitas adalah guru yang tidak hanya mampu mengajar dan mendidik peserta didik nya dengan baik tetapi juga harus juga figur yang patut menjadi teladan yang akan mempengaruhi karakter peserta didik dalam kehidupannya.
SUMBER : https://www.google.com/amp/s/jatim.nu.or.id/amp/opini/berikut-sejumlah-adab-bagi-guru-menurut-imam-al-ghazali-ggydu
0 comments