Alasan Mencontek dan Cara Menghilangkan Kebiasaan Menyontek pada Anak



Sekilas, menyontek bukanlah masalah yang besar, namun jika hal ini menjadi kebiasaan maka akan menimbulkan dampak buruk bagi anak. Pasalnya, menyontek mengajarkan siswa untuk tidak jujur, tidak percaya diri, takut kesalahan, rela curang demi mencapai apapun, dan lainnya. Namun sayangnya, banyak anak didik yang kurang mengetahui dampak buruk ini, sehingga kegiatan belajar mengajar hanya berlalu begitu saja bagi mereka, tanpa diambil maknanya. Peran serta guru untuk menghilangkan kebiasaan mencontek sangat lah besar. 

*****


Assalamualaikum..


Hi.. Pak-Bu..!


Bulan puasa semoga masih semangat ngajar ya!



Setelah seminggu mendalami agama dengan penuh keceriaan bersama kakak-kakak alumni madrasah di kegiatan Romadhonan. Anak-anak harus tetap semangat menghadapi beragam ujian! Adik-adik sedang getol belajar PTS, sedang kakak kelas 6 juga lagi belajar giat untuk mendapatkan nilai terbaik di PAS terakhir mereka selama di madrasah. Ooh..! (Haru)

Semangat selalu..


Pak-Bu.. ngomong-ngomong terkait ulangan atau ujian kata-kata yang terpikir mungkin adalah terkait CONTEK-MENCONTEK hi..hi..

Budaya itu soalnya..?


Namun budaya atau kebiasaan mencontek ini harus kita hapuskan dari muka bumi ini Pak-Bu! Dan kita sebagai guru adalah PAHLAWAN nya .. Apa saja sih yang melatarbelakangi anak cenderung nggak pede dengan hasil kerjanya dan mencari contekan? Berikut salah satunya!

1. Alasan Mencontek yang Pertama adalah Adanya Kesempatan


Hal paling pertama adalah Pak-Bu yang memberi peluang kesempatan mereka untuk mencontek. Pak-Bu terlalu sibuk dengan urusan sendiri di kelas. Menunggu ujian sambil mengurusi administrasi guru, mengoreksi hasil ujian, ditinggal lama karena ada tamu, atau urusan lainnya. it's okey! Namun jika kita terlalu fokus untuk urusan lain dan memberi peluang untuk anak mencontek ini yang bikin rugi. Cara menghilangkan kebiasaan menyontek pada anak adalah ya... jangan beri peluang untuk itu! Yuk jangan lupakan tugas untuk tetap memperhatikan anak selama kegiatan ulangan berlangsung! Karena adanya kesempatan inilah yang mengakibatkan pikiran buruk itu tercetus dari anak didik kita. Kalau bisa, buku catatan dan buku Materi Pelajaran di kumpulkan di suatu tempat agar mengurangi kesempatan mencontek. Dan yang paling penting dari semua itu adalah ada diri Pak-Bu sendiri, yaitu ketegasan guru. Guru yang tegas dan disiplin dalam mengajar akan membuat anak-anak enggan untuk mencontek. Jangan lupa buat kesepakatan di awal ujian tentang apa boleh dan tidak boleh dan apa konsekuensinya. Dan ingatkan selalu terkait kesepakatan ini ya Pak-Bu!

2. Alasan Mencontek yang Kedua Adalah Tidak Ada Kesempatan Untuk Belajar






Namanya juga anak-anak, Main adalah prioritas dan belajar nanti-nanti sajalah ! he.. he.. Walau tidak semua anak memakai semboyan ini, namun kebanyakan dari mereka tidak bisa memang kurang bisa memanfaatkan kesempatan belajar dengan baik. Sehingga saat ujian berlangsung mencontek adalah jurus andalan mereka. Cara menghilangkan kebiasaan menyontek pada anak jika mereka belum belajar adalah Pak-Bu juga perlu menyiapkan jurus jitu. Diantaranya, memberi kesempatan anak-anak untuk belajar dulu di awal kelas. Agar anak serius belajar, di awal kelas saya akan 'spill' kisi-kisi ujian mata pelajaran terkait. Hal ini membuat anak berkonsentrasi belajar dan pede dengan kemampuan mereka sendiri saat ujian.

3. Alasan Mencontek yang Ketiga Adalah Tidak Percaya Diri


Kadang-kadang bilangnya sudah belajar sampek malem sama bunda. Eh nyatanya, saat ulangan atau ujian masih tanya teman, ngelirik jawaban sebelahnya, atau fatalnya buat contekan. Itu tandanya anak-anak didik kita belum pede. Kepercayaan diri itu penting agar anak berlaku jujur dan mengerjakan tugas dengan maksimal dengan kemampuannya. Dan untuk menumbuhkan itu ada andil besar Pak-Bu dalam hal ini! Cara menghilangkan kebiasaan menyontek pada anak jika kepercayaan diri adalah kendalanya adalah sangat mudah. Bagaimana caranya? Hal yang bisa Pak-Bu lakukan adalah sering-seringlah memotivasi anak untuk percaya diri dengan kemampuan diri, terutama di awal kelas. Tindakan ini penting banget lho Pak-Bu, agar motivasi itu terngiang selama mengerjakan ujian. Dan jangan lupa untuk menyampaikan, jika Pak-Bu lebih suka anak yang jujur dari pada anak pintar tapi 'culas'. Tekan pula bahwa ujian ini bukan satu-satunya acuan Pak-Bu dalam penilaian. Ada banyak penilaian yang Pak-Bu lakukan diantaranya saat proses belajar bersama mereka. Dengan demikian, anak akan mengerjakan semua tugas dengan mandiri dan sesuai kemampuan mereka masing-masing. Motivasi-motivasi tersebut penting banget untuk menghindarkan kebiasaan mencontek bagi anak.

4. Alasan Mencontek yang Keempat adalah Kurangnya Waktu Mengerjakan



Biasanya, jika waktu mengerjakan soal sudah hampir habis maka saatnya mereka mengeluarkan jurus terakhir mereka, yaitu kerja kelompok he.. he.. Anak-anak akan saling tukar jawaban dengan teman agar bisa menyelesaikan tugas pada waktu yang ditentukan. Wah.. tak patut! (Kata ipin-upin he.. he.. ). Jika demikian, cara menghilangkan kebiasaan menyontek pada anak adalah Pak-Bu perlu mempertimbangkan masak-masak mengenai batas waktu pengerjaan sesuai dengan kemampuan anak dan tingkat kesulitannya. Serta tak lupa terus mengingatkan agar mereka mengerjakan tugas dengan fokus ya, Pak-Bu! Karena namanya juga anak-anak, kefokusan mereka dalam belajar cuma beberapa menit saja. Setelah itu toleh kanan-kiri, melamun, ngajak ngobrol teman dan seterusnya. Inilah moment kita untuk mengingatkan untuk mereka kembali fokus dan bisa mengerjakan tugas dengan efesien. Jika waktu panjang, Pak-Bu bisa selingi dengan kegiatan ice breaking lho! Ujian diselingi ice breaking bisa membuat anak semangat lagi dan kembali fokus.

5. Alasan Mencontek yang Kelima adalah Tekanan Mendapatkan Nilai Tinggi




Tuntutan nilai di sekolah atau madrasah, seperti pemberian nilai minimum untuk setiap mata pelajaran (KKM) bisa membuat anak-anak kita semangat atau bisa jadi membuat tekanan. Tekanan untuk mendapatkan nilai di atas batas nilai minimum. Belum lagi tekanan dari orangtua mereka di rumah. Hal tersebutlah yang kadang membuat anak-anak mencari jalan pintas dengan mencontek. Mereka takut jika tidak mencontek akan mendapatkan minimum dan itu mengecewakan orangtua. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pak-Bu perlu sering-sering memberikan sosialisasi dengan wali murid ya Pak-Bu tentang nilai anak. Bahwa nilai jelek anak bukanlah aib bagi orangtuanya. Karena setiap anak itu istimewa dengan kemampuan masing-masing. Mungkin si anak jelek di mata pelajaran MTK namun pada saat praktek olah raga dia selalu juara. Itu juga hebat! Motivasi juga harus kita terus berikan ke anak didik untuk tidak berkecil hati jika nilainya masih belum maksimal. Support semua anak untuk terus menggali minat bakat dan belajar giat. Karena sebetulnya nilai bukan satu-satunya penentu kesuksesan mereka. Ada Allah, Sang pemegang kendali. Jadi buat apa mencontek jika penentu sebenar-benarnya masa depan tak mempermasalahkan nilai kita bukan? Mari kita support anak-anak didik kita untuk selalu bersikap jujur dan percaya diri dengan apapun kemampuannya!

Demikianlah 5 hal yang mempengaruhi anak mencontek sekaligus cara mengantisipasi nya. Saya berharap tips ini efektif untuk Pak-Bu tetapkan di kelas-kelas Pak-Bu masing-masing. Karena Alhamdulillah cara ini cukup efektif saya terapkan di kelas saya. Semoga ikhtiar ini dapat menjadikan salah satu cara untuk mencetak calon anak bangsa yang unggul dan mengedepankan kejujuran dan iman di setiap langkahnya. Aamiin !!


See you! Happy fasting!

1 comments

  1. Poin trakhir yg paliiiing banyak membuat anak2 pada akhirnya mencontek :(.

    Jujur aku pernah begitu, Krn ortu selalu nekanin utk dpt nilai tinggi. Dan itu pressure sangat.

    Makanya ketika udh punya anak, aku ga mau ngelakuin yg sama mba. Buatku mereka usaha semaksimal mungkin tapi jujur, asalkan tidak curang. Aku selalu tekanin itu. Buatku nilai ga penting, tapi effort belajar, paham ttg pelajarannya, dan jujur saat mengerjakan. itu aja yg aku mau.

    Terkadang si adek pulang2 ujian udh bilang tuh, 'mami, aku kayaknya bakal dpt nilai jelek ya buat PJOK, aku ga bisa ngelakuin tes nya. Ga paham' 😅. Dia sengaja bilang gitu supaya aku ga kaget pas dpt hasil 😄. Tapi GPP, dari situ kami malah belajar bareng lagi supaya dia bisa paham

    ReplyDelete