Proses Pembelajaran Lebih Mengasikkan Dengan Metode Peer Teaching atau Tutor Sebaya



Pak-Bu... Metode pembelajaran yang tepat akan memudahkan guru dan murid untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan lancar. Kita para guru, perlu mempertimbangkan banyak hal ketika menentukan metode ajar. Karena mungkin tidak semua materi pembelajaran bisa diberlakukan sama dengan materi yang lain begitu juga jenis mata pelajaran nya. Bisa jadi, materi pada suatu pelajaran tidak cocok menggunakan suatu metode namun materi lain bisa sangat maksimal menggunakan metode yang sama. Maka dari itu, kita perlu menganalisis tujuan pembelajaran sebelum menentukan metode yang akan digunakan. 

Selain kecocokan antara metode dan materi pembelajaran, Pak-Bu juga harus mempertimbangkan unsur kemenarikan metode pembelajaran. Saya yakin semua metode itu menarik. Namun akan menjadi kurang menarik jika kita mengulang-ulang metode yang sama dalam beberapa kali pertemuan. Jadi perlu bagi guru untuk menyajikan hal baru dalam setiap pertemuan agar ada rasa antusias dan penasaran tentang hal baru apa yang dihadirkan guru. Dengan strategi pembelajaran yang tepat, guru akan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan namun juga bermakna.

Apa Itu Metode Peer Teaching?


Peer teaching adalah metode yang biasa digunakan dosen dalam mengajar calon guru pada PPG. Namun sebenernya metode ini tidak cuma diperuntukkan untuk mahasiswa atau untuk kebutuhan praktek belajar mengajar saja lho Pak-Bu! Peer teaching juga bisa kita manfaatkan sebagai metode belajar di kelas tingkat SD, SMP ataupun SMA. Saya sudah mencobanya. Dan Beberapa kali memanfaatkan metode ini sebagai cara ajar, membuat saya sangat percaya diri dan antusias untuk membaginya kepada Pak-Bu di kelas.


Pak-Bu... Peer teaching atau bisa juga dinamai dengan istilah tutor sebaya adalah metode pembelajaran yang memberdayakan anak didik yang memiliki daya serap tinggi di mata pelajaran tertentu untuk menjadi tutor bagi teman-temannya. Tutor sebaya ini saya namai dengan

GURU KECIL


Guru kecil adalah istilah spontan yang begitu saja hadir saat penyampaian metode ini di kelas. Dan ternyata, penyebutan tutor sebaya dengan Guru Kecil sukses membuat sang tutor lebih percaya diri mengemban tugas.


Apa Tugas Tutor Sebaya "GURU KECIL"?




Menurut Agus Mastrianto, Ali Imron dan Maskun model pembelajaran tutor sebaya (peer teaching) dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi kepada teman-temannya yang belum paham sehingga memenuhi ketuntasan belajar semuanya (Mastrianto, et.al., 2017). Disini kita bisa tarik kesimpulan bahwa peran guru kecil atau tutor sebaya ini adalah sebagai penyambung lidah guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Karena kadang penyampaian keterangan dari teman sebaya lebih dipahami anak daripada keterangan dari guru. Berikut beberapa tugas guru kecil dalam tugasnya!

  1. Mendengarkan keterangan guru terkait materi yang dibahas
  2. Mencatat info penting yang perlu disampaikan
  3. Bersama teman-teman mencatat tugas yang diberikan guru
  4. Menerangkan kepada teman-teman di kelas cara mengerjakan tugas
  5. Membantu teman mengerjakan tugas

Metode peer teaching ini biasanya saya sampaikan dengan disertai metode kooperatif learning atau kerja kelompok. Sehingga terjadi suasana belajar yang kooperatif dan kompetitif secara bersamaan. Kooperatif dengan peran serta guru kecil atau tutor sebaya. Kompetitif karena adanya tugas kelompok yang mendatangkan energi berkompetisi antar kelompok.

Keunggulan Metode Peer Teaching Dalam Proses Pembelajaran


1. Adanya pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar anak didik. Berdasarkan hasil penelitian Pangerti menunjukkan bahwa metode pembelajaran tutor sebaya (peer teaching) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar (Pangerti, 2015). Informasi ilmu yang didapat dari banyak sumber membuat anak didik lebih termotivasi untuk belajar ketimbang informasi yang melulu mereka dapat dari guru semata. Pemanfaatan sumber buku, narasumber atau sumber media yang beragam salah satunya dengan menunjuk tutor sebaya akan lebih efektif dan membuat anak didik lebih semangat menggali ilmu.

2. Anak lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Penerapan model tutor sebaya dapat memberikan motivasi dan mendorong peserta didik menjadi aktif dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik tidak hanya diam, mencatat, dan mendengarkan ceramah dari guru, melainkan peserta didik akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran bersama dengan tutor dan anggota lain dalam kelompoknya (Hastari, 2019). Keberadaan guru kecil membuat suasana belajar lebih semangat karena mendatangkan warna lain dalam proses belajar. Selain itu, karena tutornya berasal dari kalangan sebaya sehingga mereka lebih percaya diri untuk bertanya atau menyampaikan sesuatu ke tutor tanpa ada rasa sungkan dan lain-lain. Hal ini membuat proses belajar lebih komunikatif.


3. Meningkatkan hasil belajar anak didik. Pembelajaran tutor sebaya (peer teaching) dapat meningkatkan motivasi belajar dan juga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Sekolah Dasar (Asmi, et.al., ). Saya yakin tidak hanya mata pelajaran matematika, metode peer teaching ini juga dapat meningkatkan hasil belajar anak didik pada materi pelajaran lain karena adanya pengaruh suasana yang berbeda tersebut. Hal ini dikarenakan hubungan teman biasa lebih dekat dengan hubungan guru dengan anak didiknya. Sehingga peran teman sebagai tutor dalam memahami suatu masalah di yang diberikan guru akan mudah mereka cerna karena adanya interaksi penyelesaian masalah yang lebih komunikatif.

4. Tanggung jawab yang dibebankan kepada guru kecil atau tutor sebaya dapat menambah kepercayaan diri lebih meningkat karena adanya wadah menyampaikan ide. Kepercayaan yang diberikan guru kepada tutor sebaya, insyaallah berimbas positif bagi anak didik yang telah ditunjuk. Hal ini berpengaruh besar pada pengembangan diri anak didik karena kemampuan dirinya diakui oleh guru dan teman-teman nya.

Kelemahan Metode Peer Teaching



Namun demikian setiap hal pasti ada sisi positif dan negatif nya. Jadi, walaupun peer teaching memiliki segudang manfaat untuk diterapkan namun disisi lain ada sisi kelemahan nya. Metode peer teaching Menurut Djamarah dan Zain (2006) diantaranya :


1. Memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Setiap anak memiliki kemampuan masing-masing. Kadang anak didik yang memiliki daya serap yang lebih dari temannya belum tentu memiliki komunikasi yang baik. Sehingga dia faham dengan pembelajaran yang disampaikan guru tapi kesulitan menyampaikan kembali kepada teman-temannya sehingga dapat menyita waktu kegiatan belajar mengajar lebih lama.

2. Hasil belajar kurang keberimbangan. Jika peer teaching ini dipadu dengan kooperatif learning sehingga terjadi proses belajar yang kompetitif maka kadang tidak semua kelompok bisa berkompetisi dengan maksimal. Hal ini di karena anak dengan daya serap pelajaran yang tinggi belum tentu memiliki komunikasi yang baik sehingga membuat teman dalam kelompok kesulitan memahami penjelasan yang disampaikan dan hal ini pastinya berimbas pada hasil belajarnya. Jika hal ini terjadi, guru bisa memberikan tugas remidi kepada anak didik yang belum tuntas dengan ditutori atau dijelaskan oleh guru secara langsung.

3. Beberapa anak yang tidak memiliki jiwa kompetitif dan cenderung agak malas sering belajar kurang serius karena tutor nya hanyalah teman sebaya nya sehingga hasil belajar tidak maksimal.

4. Beberapa anak yang kurang percaya diri malah akan semakin takut bertanya kepada teman jika belum faham karena takut mendapatkan bullying atas kekurangannya.

5. Kendala juga biasa hadir atas keengganan bertanya dengan teman kelompok dengan guru kecil atau tutor sebaya yang berbeda kelamin. Sehingga proses pembelajaran terhambat dan kurang efektif.

Langkah-Langkah Melaksanakan Metode Peer Teaching



Langkah-langkah metode mengajar sesama teman (peer teaching methods) dengan disertai metode Kooperatif Learning yaitu :

  1. Langkah pertama guru menjelaskan topik yang akan dipelajari dan tujuan pembelajarannya
  2. Anak didik mendengar penyampaian guru terkait kegiatan yang akan dilaksanakan
  3. Guru membagi kelompok kerja. Dalam bagian ini saya tidak selalu membagi kelompok kerja karena sistem belajar di kelas memang selalu menggunakan sistem belajar mandiri dan kelompok. Jika mungkin diperlukan mungkin cuma jadwal ganti teman kelompok yang diadakan seminggu sekali
  4. Menunjuk guru kecil sebagai tutor sebaya pada tiap kelompok dengan mempertimbangkan anak didik yang memiliki daya serap yang baik pada mata pelajaran terkait. Karena daya serap anak pada satu pelajaran ke pelajaran lain bisa berbeda-beda.
  5. Guru kecil menghadap guru untuk diberikan arahan terkait tugasnya sebagai guru kecil.
  6. Guru kecil mencatat keterangan terkait materi penting yang perlu dicatat dari penyampaian materi yang guru sampaikan untuk kemudian ditularkan pada teman kelompoknya
  7. Guru kecil kembali ke kelompoknya masing-masing untuk mendengarkan tugas dari guru
  8. Guru menyampaikan beberapa tugas kelompok dan siswa mencatat nya
  9. Guru kecil memulai menjelaskan ke teman kelompok tentang cara menyelesaikan masalah dari tugas yang disampaikan guru dalam beberapa waktu sesuai kesepakatan
  10. Kemudian kelompok kerja mulai berkerja bersama-sama menyelesaikan tugas dalam jangka waktu yang ditentukan oleh guru.
  11. Guru memberikan penilaian, refleksi dan apresiasi

Demikian beberapa hal terkait metode peer teaching yang bisa menjadi salah satu metode yang layak Pak-Bu terapkan di kelas sebagai variasi cara dalam pembelajaran. 

Silahkan klik video berikut untuk mempelajari metode tutor sebaya lebih jelas!


Sumber:


0 comments