Amalan Menyambut Ramadan


Marhaban ya Ramadan...

Sudah terasa belum Bun, suasana Ramadannya? Kalau di kampung saya sudah sangat terasa Bun. Tradisi-tradisi Munggahan, nyekar dan tradisi lain khas ramadan, alhamdulillah sudah terlaksana. Walau nggak bisa dilakukan semeriah dulu, tapi tidak mengurangi kehikmatannya.

Entah besok atau lusa, Ramadan yang dinanti akhirnya tiba juga. Fainsya Allah, rencananya nanti malam tanggal 12 April 2021 Kementrian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat guna menentukan kapan tepatnya kita memulai melaksanakan puasa Ramadan. Sudah nggak sabar ini, untuk bisa puasa dan taraweh lagi. Alhamdulillah ya.. kita masih berjumpa dengan bulan mulia ini dengan keadaan yang lebih baik lagi. Virus Corona sudah sedikit mereda, walau kita masih harus tetap bersabar atas musibah bencana di beberapa daerah yang lagi-lagi menimpa negeri kita.

Bulan ke sembilan dalam penanggalan Hijriyah ini adalah bulan penuh berkah dan setiap amalan kita akan dilipatgandakan. Maka, sudah menjadi keniscayaan bagi kita umat muslim untuk mempersiapkan ruhiyah wa jasadiyah agar dapat menjalaninya dengan maksimal. Lantas apa saja sih, amalan-amalan yang sebaiknya dilakukan dalam rangka menyambut Ramadan ini?

Menyambut Bulan Ramadan Dengan Hati Lapang dan Gembira



Amalan yang terpenting dari semua amalan penyambutan Ramadan adalah menyambutnya dengan penuh kegembiraan dan keikhlasan.

Sebuah hadits yang termaktub dalam Durrotun Nasihin menjelaskan dengan.

مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ

Barang siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.

Ya Allah sungguh mudah ya mencari pahala dibulan suci! Tinggal bergembira dengan sepenuh hati saja aliran pahala sudah menanti. Sebaliknya, jika rasa gembira itu tidak bisa kita rasakan Bun.. Dan datangnya Ramadan seolah hal yang biasa saja. Wah.. perlu koreksi diri itu. Bisa jadi iman di hati mulai menipis dan kerak dosa semakin di dalam hati sehingga nikmat bahagia menyambut bulan mulia ini tak bisa kita rasakan. Karena salah satu tanda keimanan seseorang adalah bergembira saat datangnya bulan suci Ramadan. Oleh karena itu wajar jika ulama'-ulama' kita terdahulu selalu menyambut bulan Ramadan dengan senantiasa berdo'a

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ

Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadan.

Bertakziah Ke Makam Orangtua


jatim.nu.or.id

Ziarah kubur atau biasa orang jawa kenal dengan sebutan ‘Nyekar’ adalah suatu tradisi mengirim do’a untuk para leluhur juga sebagai pengingat akan kebaikan-kebaikan almarhum serta almarhumah juga sebagai pengingat bagi kita akan kematian. Ziarah ke makam orangtua memiliki keutamaan luar biasa,

وَقَدْ رَوَى الْحَكِيمُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَفَعَهُ مَنْ زَارَ قَبْرَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً غَفَرَ اللَّهُ لَهُ وَكَانَ بَارًّا بِوَالِدِيهِ

Artinya, “Al-Hakim meriwayatkan dari Abu Hurairah RA dengan keadaan marfu’, ‘Siapa saja yang menziarahi sekali makam kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya pada setiap Jumat, niscaya Allah mengampuninya dan ia tercatat sebagai anak yang berbakti kepada keduanya,’” (Lihat Al-Bujairimi, Tuhfatul Habib alal Khatib, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 1996 M/1417 H], cetakan pertama, juz II, halaman 573).

Berziarah ke makam orangtua dan keluarga setiap menjelang Ramadan adalah rutinitas bagi kami sekeluarga juga masyarakat sekitar yang mayoritas warga NU. Suatu tradisi yag menurut saya patut untuk kita lestarikan. Karena, (Ayah-Bunda) ziarah makam selain untuk mengingatkan kita atas kematian juga pembiasaan bagi kita juga anak-anak untuk selalu mendo’akan orangtua dan keluarga, kebiasaan tersebut juga menjadi wujud bakti kita kepada orangtua untuk merawat dan membersihkan area pemakaman orangtua-orangtua kita. Sudahkah mengajak keluarga ke makam keluarganya, Bun?

Saling Maaf-Mema’afkan Sebelum Ramadan



Sudah dapat Massenge belum Bun, tentang permintaan maaf dari saudara dan teman-teman kita? Tradisi baik berisi permintaan ma’af ini perlu sekali untuk dilestarikan lho! Karena selain mempererat hubungan dengan sanak dan kawan, tradisi ini juga sebagai wujud pensucian diri secara bathin dengan cara meminta maaf kepada orang-orang terdekat atas kesalahan sebelum kita bersama menghadapi bulan suci Ramadan yang suci.

Hal ini sesuai dengan anjuran Islam dalam al-Baqarah ayat 178;

فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (dia) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.(QS. 2:178)

Firman Allah diatas mengajarkan kita untuk meminta ma’af jika berbuat salah kepada oranglain. Kapanpun tidak perlu menunggu bulan Ramadan dan idhul Fitri tiba. Namun demikian, tradisi meminta ma’af sebelum Ramadan juga tradisi baik yang layak untuk dilestarikan sebagai wujud pensucian diri. Dosa kepada Allah bisa langsung kita panjatkan tapi dosa kepada manusia belum dihapus oleh Allah sampai kita meminta ma’af kepada yang bersangkutan. Dan kita manusia mempunyai pemikiran yang berbeda-beda dan maklum jika sengaja atau tidak saling menyakiti satu dengan yang lain. oleh karena itu, meminta maaf kepada orang-orang terdekat saat jelang Ramadan adalah tradisi yang baik dan tidak ada salahnya jika kita lestarikan

Membaca Do’a Di Awal Bulan Suci Ramadan




Untuk menyambut bulan suci ramadan, kita sebagai umat muslin perlu menyiapkan fisik serta mental kita agar mampu menghadapi tempaan dengan beragam ibadah yang pahalanya berlipat ganda. Maka sebagai bentuk syukur atas kedatangan tamu istimewa ini, muslimah dianjurkan berdo’a. Tidak dibaca sekarang ya bun, tapi nanti setelah awal bulan ramadan diumumkan pemerintah atas laporan aktivitas rukyatul hilal. Berikut do’a :

اللَّهُمَّ سَلِّمْنِيْ لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَسَلِّمْهُ مِنِّيْ


Artinya, “Ya Allah, selamatkanlah aku (dari penyakit dan uzur lain) demi (ibadah) Bulan Ramadhan, selamatkanlah (penampakan hilal) Ramadhan untukku, dan selamatkanlah aku (dari maksiat) di Bulan Ramadhan.”

Adapun terjemahan doa Rasulullah ini didasarkan atas catatan kecil atau syarah singkat atas hadits tersebut.

وأخرج: أنه صلى الله عليه وسلم كَانَ يقول إذا دخل شهر رمضان اللَّهُمَّ سَلِّمْنِيْ لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَسَلِّمْهُ مِنِّيْ


Artinya, “Rasulullah SAW bila telah masuk bulan Ramadhan berdoa, ‘Allāhumma sallimnī li Ramadhāna, wa sallim Ramadhāna lī, wa sallimhu minnī,’” (HR At-Thabarani dan Ad-Dailami).

Semoga kita senantiasa di beri kesehatan serta iman dan islam, sehingga dapat menjalan ibadah suci Ramadan dengn khusuk dan penuh kenikmatan.


Wallahu a‘lam!


SUMBER

islam.nu.or.id (2012) “Amalan Menyambut Ramadhan” diakses dari https://islam.nu.or.id/post/read/38775/amalan-menyambut-ramadhan pada 12 April 2021

islam.nu.or.id (2019) “Doa Awal Bulan Ramadhan” diakses dari https://islam.nu.or.id/post/read/105663/doa-awal-bulan-ramadhan pada 12 April 2021

islam.nu.or.id (2018) “Keutamaan Menziarahi Makam Kedua Orang Tua” diakses dari https://islam.nu.or.id/post/read/97087/keutamaan-menziarahi-makam-kedua-orang-tua pada 12 April 2021

5 comments