5 Tradisi Jelang Ramadhan Berikut Bakal Membuatmu Kangen untuk Segera Pulang Kampung
Beragam tradisi yang sudah kita lestarikan sejak puluhan tahun yang lalu. Tradisi baik yang layak untuk tetap kita laksanakan sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur. Sebagai ungkapan syukur dan suka cita menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Jika tradisi-tradisi tersebut masih sesuai dengan agama, mengapa harus kita tinggalkan? Berikut beragam tradisi menyambut ramadhan yang walapun berbeda cara tapi memiliki semangat yang sama.
1. Tradisi Munggahan
![]() |
infobekasi.co.id |
Tradisi untuk manfaatkan seminggu atau dua minggu sebelum Ramadhan dengan berkumpul bersama keluarga, kerabat bahkan rekan kerja. Saking antusiasnya para perantau bahkan rela mudik untuk merayakan tradisi unggahan atau munggahan ini. Tradisi setahun sekali yang pasti dapat mempererat hubungan keluarga agar semakin erat dan kuat.
2. Tradisi Nyekar
![]() |
faktualnews.co |
Tradisi nyekar atau ziarah ke makam keluarga juga salah satu tradisi yang sudah melekat dengan tradisi masyarakat Indonesia sebagai tradisi menjelang Ramadhan. Makam yang sebelumnya sepi, tidak demikian saat Ramadhan akan tiba. Selain mendoakan para leluhur, mereka tak lupa membersihkan makam-makam leluhur sebagai rasa penghormatan terhadap leluhur mereka. Bahkan beberapa daerah ada yang mengadakan tahlil akbar di pemakaman untuk mendo'akan para leluhur mereka secara bersamasama .
Tidak hanya nyekar ke makam keluarga, ada juga yang ikut nyekar atau berziarah ke makam para wali. Beberapa kelompok masyarakat mengadakan rombongan untuk berziarah ke makam para wali dan ulama untuk menyambut Ramadhan. Dan disambut antusias oleh warga sekitar.
Tahukah anda tradisi ini secara tidak langsung menguntungkan para pedagang di sekitar pemakaman. Banyak sekali pedagang bunga dadakan di kawasan pemakaman untuk meraih peluang rezeki. Sungguh bulan Ramadhan penuh berkah. Sehingga mendatangkan banyak keberkahan bahkan sebelum kita menjalaninya. Masyallah..
3. Tradisi Nyorog
![]() |
travel.tribunnews.com |
Tradisi lain yang masih lestari hingga saat ini adalah tradisi nyorog. Suatu tradisi asal betawi sebagai wujud mensyukur terhadap datangnya bulan suci Ramadhan. Tradisi yang sangat baik guna mempererat hubungan kekeluargaan. Dengan berbagi bingkisan kepada sanak saudara. Bingkisan bisa apapun, bisa berupa bahan pokok atau masakan matang. Tidak harus sesuatu yang mahal. Asal kita saling berbagi kegembiraan menyabut bulan puasa. Sungguh tradisi baik yang sayang untuk kita lewatkan bukan!
4. Tradisi Padusan
![]() |
eljohnnews.com |
Ada beragam cara dalam menyambut Ramadhan. Beda daerah beda pula tradisinya. Di Yogyakarta misalnya, jelang Ramadhan warga Yogyakarta menyambutnya dengan berduyun duyun mendatangi sumur-sumur dan sumber mata air untuk membasuh dan mandi di sumber-sumber tersebut. Tradisi padusan ini bertujuan untuk membersihkan diri untuk mandi besar dengan maksud mensucikan jiwa raga dalam menyambut bulan yang mulia, bulan Ramadhan.
5. Tradisi Dugderan
![]() |
www.krjogja.com |
Tradisi yang terakhir adalah tradisi Dugderan. Sama halnya seperti tradisi yang lain tradisi Dugderan juga memiliki tujuan sama. Yaitu wujud suka cita untuk menyambut datangnya Ramadhan. Tradisi dari Semarang ini adalah perpaduan tradisi 3 etnis. Yaitu etnis jawa, tionghoa, arab.
Nama dugderan berasal dari kata "dugder". Kata "dug" berasal dari bunyi bedug yang ditabuh. Dan "der" berasal dari bunyi meriam saat dibunyikan. Yup, sama dengan namanya, dugderan memanglah tradisi tabuh beduk dan tembakan meriam sebagai pertanda datangnya bulan puasa telah tiba.
Demikian beragam tradisi untuk menyambut datangnya bulan puasa Ramadhan di sekitar pulau Jawa. Suatu tradisi sebagai wujud syukur terhadap datangnya Ramadhan yang penuh berkah. Walaupun demikian tradisi ini bukanlah hal yang wajib dan keharusan untuk kita jalankan. Jika mungkin hal ini memberatkan karena beberapa keadaan, tradisi penyambutan ini janganlah menjadi beban. Contohnya jika kita saat ini belum ada rezeki untuk mengadakan munggahan. Maka tidak melaksanakan munggahan tahun ini tidaklah menjadikan suatu dosa.
Selain itu, berbagai tradisi penyambutan jelang Ramadhan jangan sampai malah menambah dosa kita karena saking antusiasnya. Misalnya tradisi padusan itu baik untuk dijalankan sebagai simbol untuk membersihkan diri lahir batin sebelum Ramadhan tiba. Tapi jika pelaksaannya malah menambah dosa, karena bercampunya tempat pemadian antara laki-laki dan perempuan tanpa adanya sekat mungkin lebih baik untuk tidak ikut menjalankannya!
Saya yakin ada beragam tradisi lain sebagai penyambutan datangnya Ramadhan di Indonesia karena ki barada di masyarakat mayoritas beragama islam. Kalau di daerahmu apa namanya??
Selamat berpuasa!
0 comments