Aduan anak tak selamanya karena ia korbannya. Bisa jadi karena anak merasa setiap aduannya selalu dibenarkan, si kecil malah menjadi pengadu ulung sehingga mengakibatkan pembentukan karakter yang kurang baik
Sudah menjadi keniscayaan bagi kita umat muslim untuk mempersiapkan ruhiyah wa jasadiyah agar dapat menjalaninya dengan maksimal. Lantas apa saja sih, amalan-amalan yang sebaiknya dilakukan dalam rangka menyambut Ramadan ini?
Membuat materi ajar yang menarik menggunakan aplikasi canva yang mudah, gratis dan pastinya gak bakal membuat memori Hp Bapak-Ibu penuh karena kita medesainnya lewat chrome atau browser lainnya
Ayudisa Bestari, seorang ibu muda dengan banyak luka sayatan di hatinya. Tak tampak tapi mungkin sudah bernanah, parah. Demi orang-orang terkasih ia ingin membuang semua perih
JANGAN JADI GURU.
Jika anda seorang guru namun menganggap diri anda seorang buruh atau pekerja. Dengan melaksanakan tugas hanya sesuai porsinya. Menyampaikan materi, melakukan penilaian lalu pulang. Tak ada rasa, tak ada ikatan. Sedang anda mengganggap siswa hanyalah seonggok daging sebagai alat dalam bekerja
Maka JANGAN JADI GURU!
Karena .. GURU BUKAN PANGGILAN JIWA ANDA, namun sekedar Bekerja untuk mencari nafkah. Karena anda tak mungkin kaya dengan menjadi guru. Karena anda tak mungkin berjaya jika anda menjadi guru. Karena guru BUKAN TEMPAT MENCARI NAFKAH
GURU BUKAN BURUH
GURU BUKAN PEKERJA
Guru lebih dari itu. Profesi guru adalah profesi mulia yang tidak hanya sekedar mengajar namun juga mendidik anak bangsa. Mengajar ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan mendidik empati, kepedulian, penanaman agama serta ada dan perilaku. Membangun watak dan karakter anak bangsa menjadi generasi yang berilmu, beradab, tangguh menyongsong masa depan
Birokrat bekerja bisa bekerja sesuai waktu dan disiplin kerjanya. Namun guru bukan sekedar bekerja dengan kumpulan kertas dan alat tulis kantor. Guru mengajar dan mendidik anak manusia yang membutuhkan rasa, ketulusan dan keikhlasan,yang tak bisa dihitung waktu dan jasanya
Yuuuk.. laksanakan tugas dengan penuh ketulusan. Jangan hitung berapa banyak waktu dan pengorbanan. Ada Allah Sang Maha. Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Tak perlu dihitung karena Allah akan melipatgandakan setiap ketulusan dengan Rizki yang berlipat penuh keberkahan Dari mana saja. Tak harus dari profesi guru yang kita emban. Tidak harus juga menjadi berjaya dan kaya raya.Namun hidup cukup, keluarga penuh kedamaian serta anak Sholih yang menyejukkan hati adalah sebaik-baik Rizki..
Jadi...
JANGAN JADI GURU
JIKA ANDA MENGANGGAP GURU ADALAH PEKERJA yang hanya bekerja sesuai waktunya!
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) menyatakan aturan penghapusan tes membaca, menulis penerimaan peserta didik baru (PPDB) jenjang Sekolah Dasar (SD) berlaku mulai tahun ajaran baru 2022/2023. Mendengar hal itu, di satu sisi adalah suatu kabar gembira jika anak mendapatkan pembelajaran sesuai porsinya. Tapi di sisi lain saya khawatir jika kami guru di MI atau SD tidak cukup mampu memberikan pelayanan belajar membaca untuk anak-anak yang belum bisa membaca. Karena di kelas kadang kami tidak cukup waktu untuk menyempatkan mengajar anak-anak secara privat untuk mereka yang kesulitan membaca.
Perlu Pak-Bu ketahui, sebelum diberlakukan larangan tes baca bagi PPDB tingkat SD kami sudah memberlakukan hal tersebut di madrasah kami. Dan hasilnya pasti ada beberapa anak yang belum bisa membaca saat mendaftar. Dan karena beberapa faktor yang saya sebutkan di atas anak-anak sampai di jenjang kelas berikutnya ada saja yang masih kesulitan membaca. Hal ini sungguh yang membuat saya dan pastinya para guru lain khawatir. Bagaimana menyikapi hal ini, karena pastinya kesulitan membaca akan sangat berpengaruh besar bagi anak didik kami. Diantaranya
Mereka tidak bisa mengikuti pelajaran dengan maksimal di kelas
Berpengaruh pada kepercayaan diri anak. Menjadi minder dan pendiam dan lain sebagainya.
Untuk beberapa anak, keterlambatan tersebut malah menjadikannya menjadi biang gaduh sebagai alat pertahanan diri untuk menutupi kekurangan nya
Karena tidak memahami Pelajaran, biasanya mereka akan mencari kesibukan lain di kelas dan hal itu pastinya membuat yang lain terganggu.
Saya yakin, kami tidak sendiri. Pasti ada saja sekolah atau madrasah yang memiliki anak didik dengan keterlambatan membaca. Untuk menyikapi hal itu Pak-Bu, saya ada beberapa tips untuk Pak-Bu terapkan. Tidak melulu untuk guru kelas satu Pak-Bu, karena di jenjang kelas berikutnya kadang ada saja yang memiliki keterlambatan membaca. Seperti kelas yang saya pegang tahun ini, di kelas tiga ada dua anak yang mengalami kesulitan membaca. Bagaimana caranya menyikapi nya? Yuk, simak 5 tips guru mengatasi keterlambatan kemampuan membaca pada anak berikut
1. Melakukan Observasi Di Awal Semester
Tips guru yang pertama, Setelah kegiatan MATSAMA (Masa Ta'aruf Siswa Madrasah), kegiatan pertama yang saya lakukan adalah melakukan observasi. Saya akan mengajak anak mencatat satu atau dua paragraf di buku tulis masing-masing. Tak lupa, saya memotivasi anak untuk menulis dengan tulisan terrapi dan tercepat yang bisa mereka lakukan. Hal ini adalah bentuk observasi saya terhadap tulisan anak-anak di awal semester. Setelah kegiatan menulis sudah selesai kegiatan selanjutnya adalah membaca bersama apa yang sudah mereka tulis. Lalu dilanjutkan dengan observasi kemampuan membaca mereka. Dari sini, saya akan memanggil saya per satu dari mereka untuk membaca di depan untuk dilakukan penilaian guna mengetahui adakah keterlambatan kemampuan membaca pada anak di kelas saya
2. Mengelompokkan Anak Dengan Kesulitan Membaca
Tips guru yang kedua, Dalam kegiatan observasi tersebut saya menemukan beberapa anak dengan keterlambatan kemampuan membaca. Beberapa anak tersebut akan saya beri tempat khusus didekat saya agar mudah dalam pengawasan dan penanganan. Karena menurut pengalaman, anak-anak dengan keterlambatan membaca akan memiliki perilaku yang berbeda dengan teman. Bisa jadi menjadi biang ribut kelas atau malah akan minder dengan keterlambatan kemampuan membaca nya. Dengan berada di dekat mereka saya meyakini akan mudah menangani mereka dan mereka pun merasa mendapatkan perhatian istimewa dari saya. Pengelompokkan ini juga berfungsi mempermudah saya dalam menangani keterlambatan nya.
3. Menjaga Anak Dengan Keterlambatan Kemampuan Membaca dari Perilaku Bullying Teman Sekelasnya
Tips guru yang ketiga, Kegiatan pembelajaran di kelas saya yang sering menggunakan metode belajar kelompok adalah salah satu alasan mengapa mereka saya pisahkan. Karena pastinya akan menghambat kegiatan tersebut kecuali untuk beberapa materi yang saya rasa mereka mampu saya akan libatkan. Seperti saat praktik bernyanyi, menggambar atau kegiatan lain yang tidak membutuhkan kegiatan membaca dan menulis. Keterlibatan anak-anak dengan keterlambatan kemampuan membaca dalam kelompok umum ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan diri mereka. Saya ingin mereka tetap merasa sama dengan yang lain walau memiliki sedikit kekurangan. Hal ini pun juga untuk menjaga pemikiran anak-anak yang lain, tentang pemikiran bahwa anak dengan keterlambatan itu anak yang kurang pintar. Inilah peran saya dibutuhkan. Bagaimana agar kesenjangan dalam kemampuan belajar ini tidak menyiutkan hati yang memiliki keterlambatan dan membuat yang lain bisa berlaku bullying terhadap mereka. Support dan himbauan untuk bersikap baik terhadap teman harus selalu sering diingatkan agar perilaku bullying tidak terjadi. Sekali waktu memberikan pujian istimewa terhadap bakat anak yang memiliki keterlambatan juga sangat manjur untuk menghindari perilaku bullying dari teman. Agar tertanam pada diri anak yang lain jika mereka juga istimewa sama dengan mereka namun dengan keistimewaan yang berbeda.
4. Melakukan komunikasi Berkala dengan Wali Murid yang Memiliki Anak dengan Keterlambatan Kemampuan Membaca
Tips guru yang keempat, Langkah awal setelah membuat kelompok belajar khusus untuk anak yang memiliki keterlambatan kemampuan membaca adalah menghubungi wali murid. Berbicara dari hati-hati agar wali murid berkenan bekerja sama demi masa depan anak. Karena saya yakin, di kelas saya tidak akan mampu maksimal dalam mengajar anak-anak tersebut karena saya juga ada kelas kelompok besar dari anak-anak dengan kemampuan membaca baik yang juga harus saya prioritaskan. Jangan sampai karena terlalu fokus kepada anak dengan keterlambatan, saya tidak memberikan pembelajaran yang maksimal kepada mereka.
Posisi saya pada anak dengan keterlambatan dan wali murid adalah sebagai fasilitator dan pengontrol belajar membaca mereka. Dengan sesering mungkin dan jika mungkin setiap hari memantau belajar anak yang didampingi orangtua atau keluarga mereka secara daring lewat media WA. Sedang di kelas, saya tinggal melakukan pengecekan tentang keberhasilan nya. Namun sayang kendala nya kadang saya mendapati wali murid yang terlalu sibuk hingga susah dihubungi.
5. Melakukan Pendampingan dan Pendampingan Membaca di Kelas
Foto hanya pemanis semata
Tips guru yang kelima, Sebelum saya memberikan pembelajaran ke kelas besar, saya akan memberikan tugas sederhana untuk anak khusus saya. Dengan menulis atau menggambar terkait tema mata pelajaran kali itu. Ini penting sekali buat saya, karena jika tidak diberi kesibukan anak istimewa saya akan buat kesibukan sendiri dengan ramai atau mengganggu teman. Setelah kelas besar saya selesai, saya akan berpindah mengecek bacaan anak-anak tersebut. Memberikan penilaian dan apresiasi dari tugas mereka lalu mengecek latihan membaca yang sudah dilakukan di rumah. Sepertinya mudah saja pelaksanaan nya ya Pak-Bu! Tapi kenyataannya, saya sering kewalahan menjalankannya dan di jam istirahat, anak-anak tersebut belum tentu mau untuk dipotong jam istirahat nya untuk belajar beberapa menit. Saya menyesal untuk itu! Namun saya yakin, walau belum maksimal namun pasti ada impact positif bagi anak.
Demikianlah beberapa tips mengatasi keterlambatan kemampuan membaca anak yang bisa saya tularkan sesuai pengalaman saya mendampingi anak-anak. Jika Pak-Bu ada tips lainnya bisa kita saling sharing berbagi pengalaman ya Pak-Bu! Terimakasih sudah berkenan menyempatkan diri membaca tulisan saya.
Mengkritik itu ringan tapi menerima kritikan itu berat dan perlu perjuangan hati untuk menerima. Namun kalau kita mau sadari Pak-Bu, "No body is perfect", tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna! Guru, orangtua, pak RT hingga presiden sekalipun tak luput dari salah dan lupa. Sayangnya guru seperti saya, kadang susah mengatur ego untuk mencerna setiap kritik yang datang terutama dari anak didik. Ego kita sebagai orang tua yang merasa lebih paham, lebih berpengalaman, lebih tua dan berjasa yang nggak terima jika dikritik tajam oleh anak didiknya. Katanya, mengharapkan anak-anak yang kritis. Namun sayang kita belum siap untuk itu.
Dalam ranah pendidikan Pak-Bu, seharusnya hal ini sangat biasa terjadi. Guru dan anak didik tak selalu sependapat. Selama apa yang disampaikan anak didik itu ada dasar dan alasannya seharusnya kita bisa terima. Bagaimana pun juga, kita seharusnya patut berbangga dan tak perlu marah jika mendapatkan masukan dari mereka. Sebaliknya, kita arahkan daya kritis mereka jalur yang benar. Mari dengan penuh sabar memberi rambu-rambu cara mengkritik yang baik kepada peserta didik.
Pada intinya, guru harus siap dikritik dan ketika kritikan itu berargumen dan benar, maka guru harus menerimanya dengan lapang dada. Tidak boleh kesal apalagi menyalahkan peserta didiknya. Terima saja kebenaran itu meskipun dari peserta didik. Jadi, guru juga harus mengakui “kehebatan” peserta didiknya jika memang kritika mereka benar dan memiliki referensi.
Imam Al-Ghazali mengutarakan tips agar kita mudah, ringan, ikhlas, lapang dada, dan rendah hati dalam menerima kritikan dan nasihat orang lain. Imam Al-Ghazali mengajak kita untuk mengubah cara pandang kita atas nasihat. Menurutnya, nasihat itu jangan dianggap pelajaran atau dikte yang menggurui kita. Anggap saja nasihat sebagai suara yang mengingatkan pada hewan berbisa di balik pakaian kita yang jelas membahayakan.
فإن الأخلاق السيئة حيات وعقارب لداغة فلو نبهنا منبه على أن تحت ثوبنا عقربا لتقلدنا منه منة وفرحنا به واشتغلنا بإزالة العقرب وإبعادها وقتلها
Artinya, “Akhlak tercela adalah ular dan kalajengking berbisa yang menyengat. Kalau ada seseorang memberi tahu bahwa di balik pakaian kita terdapat kalajengking, niscaya kita akan menerimanya sebagai anugerah dan merasa senang dengan itu, lalu kita mulai menyingkirkan, menjauhkan, dan membunuh hewan berbisa tersebut,”
(Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439 H-1440 H], juz III, halaman 69).
Wallahu a'alam bissowab !
Sumber: islam.nu.or.id
Sekilas, menyontek bukanlah masalah yang besar, namun jika hal ini menjadi kebiasaan maka akan menimbulkan dampak buruk bagi anak. Pasalnya, menyontek mengajarkan siswa untuk tidak jujur, tidak percaya diri, takut kesalahan, rela curang demi mencapai apapun, dan lainnya. Namun sayangnya, banyak anak didik yang kurang mengetahui dampak buruk ini, sehingga kegiatan belajar mengajar hanya berlalu begitu saja bagi mereka, tanpa diambil maknanya. Peran serta guru untuk menghilangkan kebiasaan mencontek sangat lah besar.
*****
Assalamualaikum..
Hi.. Pak-Bu..!
Bulan puasa semoga masih semangat ngajar ya!
Setelah seminggu mendalami agama dengan penuh keceriaan bersama kakak-kakak alumni madrasah di kegiatan Romadhonan. Anak-anak harus tetap semangat menghadapi beragam ujian! Adik-adik sedang getol belajar PTS, sedang kakak kelas 6 juga lagi belajar giat untuk mendapatkan nilai terbaik di PAS terakhir mereka selama di madrasah. Ooh..! (Haru)
Semangat selalu..
Pak-Bu.. ngomong-ngomong terkait ulangan atau ujian kata-kata yang terpikir mungkin adalah terkait CONTEK-MENCONTEK hi..hi..
Budaya itu soalnya..?
Namun budaya atau kebiasaan mencontek ini harus kita hapuskan dari muka bumi ini Pak-Bu! Dan kita sebagai guru adalah PAHLAWAN nya .. Apa saja sih yang melatarbelakangi anak cenderung nggak pede dengan hasil kerjanya dan mencari contekan? Berikut salah satunya!
1. Alasan Mencontek yang Pertama adalah Adanya Kesempatan
Hal paling pertama adalah Pak-Bu yang memberi peluang kesempatan mereka untuk mencontek. Pak-Bu terlalu sibuk dengan urusan sendiri di kelas. Menunggu ujian sambil mengurusi administrasi guru, mengoreksi hasil ujian, ditinggal lama karena ada tamu, atau urusan lainnya. it's okey! Namun jika kita terlalu fokus untuk urusan lain dan memberi peluang untuk anak mencontek ini yang bikin rugi. Cara menghilangkan kebiasaan menyontek pada anak adalah ya... jangan beri peluang untuk itu! Yuk jangan lupakan tugas untuk tetap memperhatikan anak selama kegiatan ulangan berlangsung! Karena adanya kesempatan inilah yang mengakibatkan pikiran buruk itu tercetus dari anak didik kita. Kalau bisa, buku catatan dan buku Materi Pelajaran di kumpulkan di suatu tempat agar mengurangi kesempatan mencontek. Dan yang paling penting dari semua itu adalah ada diri Pak-Bu sendiri, yaitu ketegasan guru. Guru yang tegas dan disiplin dalam mengajar akan membuat anak-anak enggan untuk mencontek. Jangan lupa buat kesepakatan di awal ujian tentang apa boleh dan tidak boleh dan apa konsekuensinya. Dan ingatkan selalu terkait kesepakatan ini ya Pak-Bu!
2. Alasan Mencontek yang Kedua Adalah Tidak Ada Kesempatan Untuk Belajar
Namanya juga anak-anak, Main adalah prioritas dan belajar nanti-nanti sajalah ! he.. he.. Walau tidak semua anak memakai semboyan ini, namun kebanyakan dari mereka tidak bisa memang kurang bisa memanfaatkan kesempatan belajar dengan baik. Sehingga saat ujian berlangsung mencontek adalah jurus andalan mereka. Cara menghilangkan kebiasaan menyontek pada anak jika mereka belum belajar adalah Pak-Bu juga perlu menyiapkan jurus jitu. Diantaranya, memberi kesempatan anak-anak untuk belajar dulu di awal kelas. Agar anak serius belajar, di awal kelas saya akan 'spill' kisi-kisi ujian mata pelajaran terkait. Hal ini membuat anak berkonsentrasi belajar dan pede dengan kemampuan mereka sendiri saat ujian.
3. Alasan Mencontek yang Ketiga Adalah Tidak Percaya Diri
Kadang-kadang bilangnya sudah belajar sampek malem sama bunda. Eh nyatanya, saat ulangan atau ujian masih tanya teman, ngelirik jawaban sebelahnya, atau fatalnya buat contekan. Itu tandanya anak-anak didik kita belum pede. Kepercayaan diri itu penting agar anak berlaku jujur dan mengerjakan tugas dengan maksimal dengan kemampuannya. Dan untuk menumbuhkan itu ada andil besar Pak-Bu dalam hal ini! Cara menghilangkan kebiasaan menyontek pada anak jika kepercayaan diri adalah kendalanya adalah sangat mudah. Bagaimana caranya? Hal yang bisa Pak-Bu lakukan adalah sering-seringlah memotivasi anak untuk percaya diri dengan kemampuan diri, terutama di awal kelas. Tindakan ini penting banget lho Pak-Bu, agar motivasi itu terngiang selama mengerjakan ujian. Dan jangan lupa untuk menyampaikan, jika Pak-Bu lebih suka anak yang jujur dari pada anak pintar tapi 'culas'. Tekan pula bahwa ujian ini bukan satu-satunya acuan Pak-Bu dalam penilaian. Ada banyak penilaian yang Pak-Bu lakukan diantaranya saat proses belajar bersama mereka. Dengan demikian, anak akan mengerjakan semua tugas dengan mandiri dan sesuai kemampuan mereka masing-masing. Motivasi-motivasi tersebut penting banget untuk menghindarkan kebiasaan mencontek bagi anak.
4. Alasan Mencontek yang Keempat adalah Kurangnya Waktu Mengerjakan
Biasanya, jika waktu mengerjakan soal sudah hampir habis maka saatnya mereka mengeluarkan jurus terakhir mereka, yaitu kerja kelompok he.. he.. Anak-anak akan saling tukar jawaban dengan teman agar bisa menyelesaikan tugas pada waktu yang ditentukan. Wah.. tak patut! (Kata ipin-upin he.. he.. ). Jika demikian, cara menghilangkan kebiasaan menyontek pada anak adalah Pak-Bu perlu mempertimbangkan masak-masak mengenai batas waktu pengerjaan sesuai dengan kemampuan anak dan tingkat kesulitannya. Serta tak lupa terus mengingatkan agar mereka mengerjakan tugas dengan fokus ya, Pak-Bu! Karena namanya juga anak-anak, kefokusan mereka dalam belajar cuma beberapa menit saja. Setelah itu toleh kanan-kiri, melamun, ngajak ngobrol teman dan seterusnya. Inilah moment kita untuk mengingatkan untuk mereka kembali fokus dan bisa mengerjakan tugas dengan efesien. Jika waktu panjang, Pak-Bu bisa selingi dengan kegiatan ice breaking lho! Ujian diselingi ice breaking bisa membuat anak semangat lagi dan kembali fokus.
5. Alasan Mencontek yang Kelima adalah Tekanan Mendapatkan Nilai Tinggi
Tuntutan nilai di sekolah atau madrasah, seperti pemberian nilai minimum untuk setiap mata pelajaran (KKM) bisa membuat anak-anak kita semangat atau bisa jadi membuat tekanan. Tekanan untuk mendapatkan nilai di atas batas nilai minimum. Belum lagi tekanan dari orangtua mereka di rumah. Hal tersebutlah yang kadang membuat anak-anak mencari jalan pintas dengan mencontek. Mereka takut jika tidak mencontek akan mendapatkan minimum dan itu mengecewakan orangtua. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pak-Bu perlu sering-sering memberikan sosialisasi dengan wali murid ya Pak-Bu tentang nilai anak. Bahwa nilai jelek anak bukanlah aib bagi orangtuanya. Karena setiap anak itu istimewa dengan kemampuan masing-masing. Mungkin si anak jelek di mata pelajaran MTK namun pada saat praktek olah raga dia selalu juara. Itu juga hebat! Motivasi juga harus kita terus berikan ke anak didik untuk tidak berkecil hati jika nilainya masih belum maksimal. Support semua anak untuk terus menggali minat bakat dan belajar giat. Karena sebetulnya nilai bukan satu-satunya penentu kesuksesan mereka. Ada Allah, Sang pemegang kendali. Jadi buat apa mencontek jika penentu sebenar-benarnya masa depan tak mempermasalahkan nilai kita bukan? Mari kita support anak-anak didik kita untuk selalu bersikap jujur dan percaya diri dengan apapun kemampuannya!
Demikianlah 5 hal yang mempengaruhi anak mencontek sekaligus cara mengantisipasi nya. Saya berharap tips ini efektif untuk Pak-Bu tetapkan di kelas-kelas Pak-Bu masing-masing. Karena Alhamdulillah cara ini cukup efektif saya terapkan di kelas saya. Semoga ikhtiar ini dapat menjadikan salah satu cara untuk mencetak calon anak bangsa yang unggul dan mengedepankan kejujuran dan iman di setiap langkahnya. Aamiin !!
See you! Happy fasting!
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah - Kurikulum merdeka di Madrasah tidak dilaksanakan secara serentak. Mekanisme pelaksanaan nya dilaksanakan secara piloting. Dan tahun ini ditargetkan dapat dilaksanakan oleh seluruh madrasah di Indonesia. Bagi Pak-Bu yang bertugas di madrasah, anda bisa pelajari Mekanisme pelaksanaan IKM di madrasah dan apa saja persiapan yang perlu dilakukan disini!
****
Assalamualaikum Pak-Bu.. Senang bisa bersua kembali diantara padatnya rutinitas saya sebagai istri, ibu dan guru. Niat hati ingin konsisten berbagi manfaat namun nyatanya ternyata pelaksanaannya sungguh bukan hal yang mudah. Rutinitas menjadi seorang istri dan ibu dari dua anak juga melaksanakan profesi saya sebagai seorang guru ternyata sungguh menyita waktu. Dan waktu dini hari yang niatnya untuk menulis ternyata cuma berujung niat saja karena berakhir ketiduran karena lelah dengan beragam rutinitas tersebut. Namun saya tetap berharap Semoga kedepannya lebih bisa mengatur waktu agar bisa lebih konsisten berjumpa dan berbagi dengan Pak-Bu ya, Insyaallah!
Oh ya, apakah sekolah atau madrasah Pak-Bu sudah menggunakan kurikulum merdeka? Saya yakin untuk Pak-Bu yang bertugas di MI, MTs maupun MA/MAK akan memiliki jawaban beragam. Karena tahapan implementasi kurikulum baru ini diterapkan secara bertahap sesuai dengan kesiapan dan keinginan sekolah atau madrasah terkait. Tahun ajaran depan 2023/2024 fa insyaallah madrasah kami masih akan menggunakan kurikulum yang digadang-gadang lebih simpel dan lebih memerdekakan guru dan siswanya. Apakah implementasi kurikulum merdeka di madrasah juga demikian? Saya antusias untuk membuktikan itu!
Apakah madrasah menggunakan Kurikulum Merdeka?
Demikian halnya sekolah lainnya madrasah juga mematuhi kebijakan dengan menggunakan kurikulum yang baru yang dilaksanakan bertahap. Kurikulum merdeka diterapkan pada madrasah percontohan mulai tahun Pelajaran 2022/2023 secara terbatas berdasarkan pada Ketetapan Direktur Jenderal Pendidikan Islam. Namun karena madrasah kami bukan termasuk madrasah percontohan maka jadwal perencanaan implementasi kurikulum merdeka masih akan diagendakan tahun ajaran depan. Hal ini berdasarkan surat pendataan madrasah pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka tahun pelajaran 2023/2024 yang diantaranya menyebutkan bahwa, "Bagi madrasah yang belum ditetapkan sebagai pelaksana implementasi kurikulum merdeka (IKM) tahun pelajaran 2022/2023, dapat mendaftar sebagai Pelaksana IKM tahun pelajaran 2023/2024 ( untuk lebih jelasnya Pak-Bu bisa cek disini ) Semoga Allah mempermudah segala urusan kami, aamiin!. Dan bulan ini, 6 Februari - 31 Maret 2023 adalah waktu pendaftaran bagi kami dan mungkin sekolah atau madrasah Pak-Bu yang juga belum menggunakan kurikulum merdeka tahun ini. Yuk daftar bareng kurmer (kurikulum merdeka) disini !
Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah
Kurikulum baru ini benar-benar sangat fleksibel. Baik sekolah maupun madrasah bisa memilih kapan bisa memulai menggunakan kurikulum merdeka ini karena dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahap Implementasi nya pun dibagi beberapa sesi sehingga sekolah maupun madrasah ada waktu untuk mempersiapkan semua sebaik mungkin.
Implementasi kurikulum merdeka di madrasah adalah pelaksanaan kurikulum yang memberi ruang kreativitas dan inovasi kepada madrasah dalam mengembangkan kurikulum operasional pada tingkat satuan pendidikan. Bagi Pak-Bu yang bertugas pada madrasah, anda bisa pelajari Tahapan implementasi kurikulum merdeka ( IKM ) di madrasah berikut ini :
1. Tahap awal , madrasah secara mandiri melakukan persiapan penerapan IKM ( implementasi kurikulum merdeka) dengan langkah persiapan sebagai berikut:
a. Madrasah mengadakan ataupun mengikuti sosialisasi IKM ( Implementasi Kurikulum Merdeka ) yang diikuti seluruh pengelola Madrasah baik kepala madrasah, guru dan pegawai madrasah
b. Melakukan analisis sumber daya madrasah terkait peruntukan nya dalam menunjang pelaksanaan IKM ( Implementasi Kurikulum Merdeka ) yang akan dilangsungkan. Sumber daya pendukung sangat menentukan keberhasilan kurikulum di sekolah maupun madrasah. Apa saja itu sumber daya pendukung tersebut serta perannya pada kesuksesan pelaksanaan kurikulum ?
i. Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah/Madrasah. Pak-Bu, Kita sedang di iklim yang sangat kompetitif. Organisasi non profit seperti lembaga pendidikan sekali pun jika mau tetap survive juga harus mampu cepat beradaptasi dan berkembang sesuai perkembangan zaman. Dan kinerja kepala madrasah ataupun sekolah dalam hal ini sangat menentukan. Ada 4 unsur kepemimpinan kepala madrasah dan sekolah yang diperlukan agar kurikulum dalam berjalan dengan baik. Empat unsur tersebut adalah Visi, Keberanian, Realita, dan etika. Fa Insyaallah akan ada uraian terkait hal ini di tulisan saya berikutnya.
ii. Pemanfaatan Sumber Belajar Paradigma pendidikan sudah bergeser dari guru adalah satu-satunya sumber belajar menjadi guru juga penyedia fasilitas belajar. Optimalisasi sumber belajar sangat diperlukan agar kurikulum dapat berjalan maksimal. Diantaranya dengan ketersediaan sumber buku dan sarana , prasarana pendukung fasilitas belajar sangat membantu guru dalam menyediakan fasilitas belajar. Demi pembelajaran lebih variatif dan tidak melulu mengedepankan guru sebagai sumber belajar semata.
iii.Penggunaan Strategi dan Model-model Pembelajaran Secara operasional strategi pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh guru untuk memberikan kemudahan bagi siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Peran guru dalam hal ini penting dalam melakukan strategi dan memilih model-model belajar yang kreatif, beragam dan sesuai dengan kurikulum. Hal ini tidak lepas dari kelihaian guru dalam memahami karakter dan kemampuan siswa-siswi nya.
iv. Kualitas Kinerja Guru dalam Implementasi Kurikulum Peran guru dalam tahapan implementasi kurikulum di madrasah sangatlah penting. Terutama dalam mengaktualisasikan kurikulum dalam kegiatan pembelajaran. Jadi sebelum pelaksanaan kurikulum di mulai para guru dalam lembaga pendidikan terkait sudah harus mempersiapkan diri dengan mengikuti beragam pelatihan, diklat dan sejenisnya untuk mengupgrade diri sehingga siap melaksanakan kurikulum baru.
2. Tahap kedua, Mengajukan usulan IKM ( Implementasi Kurikulum Merdeka ) secara online melalui aplikasi PDUM. Setelah persiapan dan berbenah menyambut IKM ( Implementasi Kurikulum Merdeka ) sudah matang. Tahapan implementasi kurikulum selanjutnya adalah madrasah segera mengajukan diri sesuai dengan jadwal pelaksanaan. Dalam pengajuan diri melalui aplikasi PDUM ( Pangkalan data ujian madrasah ) dengan melampirkan beberapa surat berikut :
Surat Permohonan;
Sertifikat Akreditasi Madrasah;
Surat pernyataan yang berisi kesediaan madrasah melaksanakan di merdeka secara mandiri;
Surat rekomendasi dari Kemenag Kabupaten/Kota;
Daftar kegiatan persiapan IKM yang sudah dan akan dilaksanakan di madrasah.
3. Tahap ketiga, setelah madrasah Pak-Bu mengajukan diri, tahapan selanjutnya adalah tinggal menunggu Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melalui Seksi Pendidikan Madrasah melakukan seleksi. Jika madrasah kita dipandang memiliki kesiapan yang cukup untuk mengimplementasi Kurikulum Medilanjutkanrdeka di madrasah masing-masing maka usulan tersebut disetujui untuk ke kementerian agama.
4. Keempat, di Kanwil Kemenag berkas diseleksi kembali dengan memperhatikan hal-hal berikut !
Surat usulan dari Madrasah;
Sertifikat Akreditasi Madrasah;
Surat Rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota setempat;
Surat Pernyataan dari madrasah untuk melaksanakan IKM;
Daftar kegiatan persiapan IKM yang sudah dan akan dilaksanakan di madrasah.m
5. Kelima, kita tinggal menunggu Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menetapkan nama-nama madrasah pelaksana IKM ( Implementasi Kurikulum Merdeka ) berdasarkan verifikasi dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
6. Langkah selanjutnya, madrasah yang ditetapkan harus mengupayakan diri memaksimalkan pelaksanaan IKM ( Implementasi Kurikulum Merdeka ) dengan cara mengikuti kegiatan Sosialisasi, Bimbingan Teknis, atau Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka guna menyambut kurikulum ini dengan persiapan yang matang.
7. Tahap ketujuh, Kementerian Agama pusat, Kanwil Kemenag Provinsi dan Kemenag Kabupaten/Kota melakukan pendampingan terhadap madrasah pelaksana IKM ( Implementasi Kurikulum Merdeka ) secara bertahap dan berkelanjutan untuk mengoptimalkan peran seluruh warga madrasah dalam IKM ( Implementasi Kurikulum Merdeka )
8. Terakhir, Kementerian Agama pusat, Kanwil Kemenag Provinsi dan Kemenag Kabupaten/Kota melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala pelaksanaan IKM ( Implementasi Kurikulum Merdeka ) pada madrasah. Hal ini untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan IKM dan dampaknya terhadap peningkatan mutu pendidikan di madrasah.
Demikianlah beberapa tahapan persiapan sampai dengan pelaksanaan kurikulum merdeka di madrasah yang akan ditempuh bagi madrasah yang baru melakukan pendaftaran IKM. Semoga kita dipermudah segala urusan dan kurikulum baru ini memang benar-benar efektif demi generasi selanjutnya yang lebih baik lagi. Aamiin!
Pak-Bu... Metode pembelajaran yang tepat akan memudahkan guru dan murid untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan lancar. Kita para guru, perlu mempertimbangkan banyak hal ketika menentukan metode ajar. Karena mungkin tidak semua materi pembelajaran bisa diberlakukan sama dengan materi yang lain begitu juga jenis mata pelajaran nya. Bisa jadi, materi pada suatu pelajaran tidak cocok menggunakan suatu metode namun materi lain bisa sangat maksimal menggunakan metode yang sama. Maka dari itu, kita perlu menganalisis tujuan pembelajaran sebelum menentukan metode yang akan digunakan.
Selain kecocokan antara metode dan materi pembelajaran, Pak-Bu juga harus mempertimbangkan unsur kemenarikan metode pembelajaran. Saya yakin semua metode itu menarik. Namun akan menjadi kurang menarik jika kita mengulang-ulang metode yang sama dalam beberapa kali pertemuan. Jadi perlu bagi guru untuk menyajikan hal baru dalam setiap pertemuan agar ada rasa antusias dan penasaran tentang hal baru apa yang dihadirkan guru. Dengan strategi pembelajaran yang tepat, guru akan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan namun juga bermakna.
Apa Itu Metode Peer Teaching?
Peer teaching adalah metode yang biasa digunakan dosen dalam mengajar calon guru pada PPG. Namun sebenernya metode ini tidak cuma diperuntukkan untuk mahasiswa atau untuk kebutuhan praktek belajar mengajar saja lho Pak-Bu! Peer teaching juga bisa kita manfaatkan sebagai metode belajar di kelas tingkat SD, SMP ataupun SMA. Saya sudah mencobanya. Dan Beberapa kali memanfaatkan metode ini sebagai cara ajar, membuat saya sangat percaya diri dan antusias untuk membaginya kepada Pak-Bu di kelas.
Pak-Bu... Peer teaching atau bisa juga dinamai dengan istilah tutor sebaya adalah metode pembelajaran yang memberdayakan anak didik yang memiliki daya serap tinggi di mata pelajaran tertentu untuk menjadi tutor bagi teman-temannya. Tutor sebaya ini saya namai dengan
GURU KECIL
Guru kecil adalah istilah spontan yang begitu saja hadir saat penyampaian metode ini di kelas. Dan ternyata, penyebutan tutor sebaya dengan Guru Kecil sukses membuat sang tutor lebih percaya diri mengemban tugas.
Apa Tugas Tutor Sebaya "GURU KECIL"?
Menurut Agus Mastrianto, Ali Imron dan Maskun model pembelajaran tutor sebaya (peer teaching) dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi kepada teman-temannya yang belum paham sehingga memenuhi ketuntasan belajar semuanya (Mastrianto, et.al., 2017). Disini kita bisa tarik kesimpulan bahwa peran guru kecil atau tutor sebaya ini adalah sebagai penyambung lidah guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Karena kadang penyampaian keterangan dari teman sebaya lebih dipahami anak daripada keterangan dari guru. Berikut beberapa tugas guru kecil dalam tugasnya!
Mendengarkan keterangan guru terkait materi yang dibahas
Mencatat info penting yang perlu disampaikan
Bersama teman-teman mencatat tugas yang diberikan guru
Menerangkan kepada teman-teman di kelas cara mengerjakan tugas
Membantu teman mengerjakan tugas
Metode peer teaching ini biasanya saya sampaikan dengan disertai metode kooperatif learning atau kerja kelompok. Sehingga terjadi suasana belajar yang kooperatif dan kompetitif secara bersamaan. Kooperatif dengan peran serta guru kecil atau tutor sebaya. Kompetitif karena adanya tugas kelompok yang mendatangkan energi berkompetisi antar kelompok.
Keunggulan Metode Peer Teaching Dalam Proses Pembelajaran
1. Adanya pengaruh signifikan terhadap motivasi belajar anak didik. Berdasarkan hasil penelitian Pangerti menunjukkan bahwa metode pembelajaran tutor sebaya (peer teaching) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar (Pangerti, 2015). Informasi ilmu yang didapat dari banyak sumber membuat anak didik lebih termotivasi untuk belajar ketimbang informasi yang melulu mereka dapat dari guru semata. Pemanfaatan sumber buku, narasumber atau sumber media yang beragam salah satunya dengan menunjuk tutor sebaya akan lebih efektif dan membuat anak didik lebih semangat menggali ilmu.
2. Anak lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Penerapan model tutor sebaya dapat memberikan motivasi dan mendorong peserta didik menjadi aktif dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik tidak hanya diam, mencatat, dan mendengarkan ceramah dari guru, melainkan peserta didik akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran bersama dengan tutor dan anggota lain dalam kelompoknya (Hastari, 2019). Keberadaan guru kecil membuat suasana belajar lebih semangat karena mendatangkan warna lain dalam proses belajar. Selain itu, karena tutornya berasal dari kalangan sebaya sehingga mereka lebih percaya diri untuk bertanya atau menyampaikan sesuatu ke tutor tanpa ada rasa sungkan dan lain-lain. Hal ini membuat proses belajar lebih komunikatif.
3. Meningkatkan hasil belajar anak didik. Pembelajaran tutor sebaya (peer teaching) dapat meningkatkan motivasi belajar dan juga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Sekolah Dasar (Asmi, et.al., ). Saya yakin tidak hanya mata pelajaran matematika, metode peer teaching ini juga dapat meningkatkan hasil belajar anak didik pada materi pelajaran lain karena adanya pengaruh suasana yang berbeda tersebut. Hal ini dikarenakan hubungan teman biasa lebih dekat dengan hubungan guru dengan anak didiknya. Sehingga peran teman sebagai tutor dalam memahami suatu masalah di yang diberikan guru akan mudah mereka cerna karena adanya interaksi penyelesaian masalah yang lebih komunikatif.
4. Tanggung jawab yang dibebankan kepada guru kecil atau tutor sebaya dapat menambah kepercayaan diri lebih meningkat karena adanya wadah menyampaikan ide. Kepercayaan yang diberikan guru kepada tutor sebaya, insyaallah berimbas positif bagi anak didik yang telah ditunjuk. Hal ini berpengaruh besar pada pengembangan diri anak didik karena kemampuan dirinya diakui oleh guru dan teman-teman nya.
Kelemahan Metode Peer Teaching
Namun demikian setiap hal pasti ada sisi positif dan negatif nya. Jadi, walaupun peer teaching memiliki segudang manfaat untuk diterapkan namun disisi lain ada sisi kelemahan nya. Metode peer teaching Menurut Djamarah dan Zain (2006) diantaranya :
1. Memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Setiap anak memiliki kemampuan masing-masing. Kadang anak didik yang memiliki daya serap yang lebih dari temannya belum tentu memiliki komunikasi yang baik. Sehingga dia faham dengan pembelajaran yang disampaikan guru tapi kesulitan menyampaikan kembali kepada teman-temannya sehingga dapat menyita waktu kegiatan belajar mengajar lebih lama.
2. Hasil belajar kurang keberimbangan. Jika peer teaching ini dipadu dengan kooperatif learning sehingga terjadi proses belajar yang kompetitif maka kadang tidak semua kelompok bisa berkompetisi dengan maksimal. Hal ini di karena anak dengan daya serap pelajaran yang tinggi belum tentu memiliki komunikasi yang baik sehingga membuat teman dalam kelompok kesulitan memahami penjelasan yang disampaikan dan hal ini pastinya berimbas pada hasil belajarnya. Jika hal ini terjadi, guru bisa memberikan tugas remidi kepada anak didik yang belum tuntas dengan ditutori atau dijelaskan oleh guru secara langsung.
3. Beberapa anak yang tidak memiliki jiwa kompetitif dan cenderung agak malas sering belajar kurang serius karena tutor nya hanyalah teman sebaya nya sehingga hasil belajar tidak maksimal.
4. Beberapa anak yang kurang percaya diri malah akan semakin takut bertanya kepada teman jika belum faham karena takut mendapatkan bullying atas kekurangannya.
5. Kendala juga biasa hadir atas keengganan bertanya dengan teman kelompok dengan guru kecil atau tutor sebaya yang berbeda kelamin. Sehingga proses pembelajaran terhambat dan kurang efektif.
Langkah-Langkah Melaksanakan Metode Peer Teaching
Langkah-langkah metode mengajar sesama teman (peer teaching methods) dengan disertai metode Kooperatif Learning yaitu :
Langkah pertama guru menjelaskan topik yang akan dipelajari dan tujuan pembelajarannya
Anak didik mendengar penyampaian guru terkait kegiatan yang akan dilaksanakan
Guru membagi kelompok kerja. Dalam bagian ini saya tidak selalu membagi kelompok kerja karena sistem belajar di kelas memang selalu menggunakan sistem belajar mandiri dan kelompok. Jika mungkin diperlukan mungkin cuma jadwal ganti teman kelompok yang diadakan seminggu sekali
Menunjuk guru kecil sebagai tutor sebaya pada tiap kelompok dengan mempertimbangkan anak didik yang memiliki daya serap yang baik pada mata pelajaran terkait. Karena daya serap anak pada satu pelajaran ke pelajaran lain bisa berbeda-beda.
Guru kecil menghadap guru untuk diberikan arahan terkait tugasnya sebagai guru kecil.
Guru kecil mencatat keterangan terkait materi penting yang perlu dicatat dari penyampaian materi yang guru sampaikan untuk kemudian ditularkan pada teman kelompoknya
Guru kecil kembali ke kelompoknya masing-masing untuk mendengarkan tugas dari guru
Guru menyampaikan beberapa tugas kelompok dan siswa mencatat nya
Guru kecil memulai menjelaskan ke teman kelompok tentang cara menyelesaikan masalah dari tugas yang disampaikan guru dalam beberapa waktu sesuai kesepakatan
Kemudian kelompok kerja mulai berkerja bersama-sama menyelesaikan tugas dalam jangka waktu yang ditentukan oleh guru.
Guru memberikan penilaian, refleksi dan apresiasi
Demikian beberapa hal terkait metode peer teaching yang bisa menjadi salah satu metode yang layak Pak-Bu terapkan di kelas sebagai variasi cara dalam pembelajaran.
Silahkan klik video berikut untuk mempelajari metode tutor sebaya lebih jelas!
Seperti apa citra atau image anda dihadapan murid-murid?
Sebagai guru yang pintar dan cerdas;
Sebagai guru yang baik dan lembut;
Sebagai guru motivator bagi para murid;
Guru yang ramah;
Guru yang humoris;
Guru kreatif;
Atau mungkin sebaliknya?
Tahukah Pak-Bu.. image atau citra kita dihadapan murid dan orang sekitar itu penting sekali untuk diperhatikan. Maka dari itu, penting bagi kita membangun personal branding bagi diri kita oleh khalayak umum. Karena hal ini bukan hanya kewajiban namun Lebih kepada kebutuhan kita sebagai pendidik. Jika branding ini baik mata masyarakat, orangtua dan khususnya murid pun juga baik penilaian mereka terhadap kita. Sebaliknya jika kita gagal membranding diri sebagai guru yang baik maka mereka pun akan mendengar citra buruk tentang kita.
Lalu Apa Itu Personal Branding?
Menurut Haroen (2014), personal branding adalah proses membentuk persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek yang dimiliki seseorang, seperti kepribadian, kemampuan, atau nilai-nilai dan bagaimana semua itu menciptakan persepsi positif dari masyarakat yang dapat digunakan sebagai alat pemasaran. Personal branding membuat seseorang terlihat unik dan berbeda. Branding yang kita bangun membuat orang ingin tahu 3W dari kita. Apa itu 3W ?
W yang pertama "what are you" (tentang siapa benarnya anda).
W selanjutnya adalah "what have you" (apa yang telah anda lakukan sebelumnya).
W yang terakhir adalah " what will you do" ( mereka ingin tahu tentang tujuan serta visi-misi anda ke depan).
Contohnya sebagai seorang guru kita membangun merek kita sebagai guru yang ramah maka murid kita akan menceritakan diri kita sebagai guru yang ramah. Seperti halnya produk dipasaran, jika kita sebagai guru kualitas kita oke maka murid akan menceritakan kita seperti itu juga.
Apa Pentingnya Personal Branding Bagi Guru?
Mungkin guru zaman kita masih kecil dulu kurang memperdulikan branding nya di depan masyarakat sehingga banyak sekali guru yang memiliki cap kurang baik di masyarakat. Seperti guru dengan killer, guru yang suka semena-mena, kasar, guru yang suka pilih kasih dll. Tapi dulu bagaimana pun karakter bapak-guru, kita tetap samikna wa'atokna (mendengarkan dan mematuhi) dengan tulus. Beda jika perlakuan ini diterima oleh anak-anak zaman sekarang. Perbedaan sikap dan karakter anak didik zaman dulu dan sekarang sudah selayaknya membuat para guru mengubah performa nya. Senantiasa memperbaiki diri dalam pola pikir dan kebiasaan karena inilah merek yang dilihat oleh orang sekitar. Semua kembali ke kita sendiri mau seperti apa merek yang ingin ditampilkan?
Pak-Bu, menjadi umat Islam sudah sepatutnya kita belajar personal branding dari Rasulullah SAW. Sang pemberi teladan (Uswatun hasanah) adalah manusia yang mampu membranding kepribadiannya menjadi pribadi yang baik di mata masyarakat bahkan dari beliau masih belia dan belum diangkat menjadi Nabi. Sekelas Beliau juga memerlukan pencitraan diri di hadapan masyarakat, apalagi kita? Tentu Pak-Bu ingat bahwa Rasulullah SAW sejak remaja sudah bergelar dengan Muhammad Al-amin (Muhammad yang bisa dipercaya). Suatu tagline yang sangat memenuhi kriteria yaitu mudah diingat, singkat, dan paling penting orisinal. Orisinalitas itu dibangun dari ucapan, perbuatan dan respon Beliau terhadap sosial. Apakah Nabi Muhammad yang meminta masyarakat arab memanggil Nya dengan sebutan Al-Amin? Tentu tidak, tagline yang Beliau dapat adalah dari penduduk Mekkah sendiri bahkan dari musuh beliau pada masa kenabian, Masyaallah! Apa yang membuat personal brand pada diri Nabi SAW sangat lah kuat?
Karena kesamaan antara perkataan, perbuatan dengan hati Beliau. Hal ini wujud pengalaman Beliau tetang kesempurnaan iman yaitu tashdiq bil Qalbi (dibenarkan dengan hati), iqrar bil lisan (diucapkan dengan lisan) dan amar bil arkan (diwujudkan dengan perbuatan.
Personal Brand Al amin adalah sifatnya orisinal bukan rekayasa. Bukan karena ingin di tagline seperti itu. Namun karena beliau memang menguatkan taglinenya melalui sebuah proses yang konsisten sehingga meletupkan keunikan yang beliau miliki dan tidak semua dimiliki olah orang lain sehingga julukan Al-amin disematkan pada diri beliau.
Muhammad adalah suri tauladan, dan membentuk diri menjadi pribadi yang lebih baik adalah salah satu cara meneladani Beliau adalah suatu keharusan. Selain itu, Rasullullah juga pernah bersabda agar kita sebagai mualim harus senantiasa menjaga perbuatan dan lisan kita. Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Shahihnya hadits no.10 dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya”
Jadi setiap muslim, begitu juga guru sebaik berprogres menjadi insan yang lebih baik dengan memaksimalkan kemampuan diri untuk perannya sebagai pendidik juga syukur-syukur bisa bermanfaat untuk kemaslahatan umat.
Mengapa Sih Guru Perlu Membangun Personal Branding?
Mengembangkan kepercayaan diri. Dengan membangun personal branding kita sudah mempunyai tujuan yang ingin kita capai dan bagaimana menjalankan nya. Suatu hal yang dilaksanakan karena didasarkan akan ketulusan dapat menumbuhkan kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas. Ini dapat membuat performa kita menjadi lebih maksimal dalam menjalankan tugas.
Membangun koneksi. Guru yang memiliki reputasi baik di dunia kerjanya akan membantu memperluas jaringan koneksinya. Keunikan yang dimilikinya akan mempermudah membangun koneksi di berbagai bidang sesuai bakat yang ia miliki.
Membangun kredibilitas. Guru yang berhasil membuat brand dalam dirinya dapat mempermudah dirinya mendapatkan kredibilitas seseorang atau lembaga. Dia mampu mengaktualisasikan diri sesuai potensinya tentu mempermudah guru dalam menapaki kariernya menjadi lebih baik
Keyakinan meningkat. Keyakinan meningkat sejalan dengan semakin mantap seorang guru membangun personal branding yang dimilikinya. Karena dalam menjalankan tugas guru merasa memiliki sesuatu yang bisa ditawarkan kepada anak didik juga lembaga di sekolahnya.
Memiliki authenticity. Personal branding membuat seseorang dapat tumbuh menjadi sesuatu yang dia ingin capai dalam hidupnya. Proses ini lambat laun menjadikan karakter nya yang otentik. Dan guru yang otentik dengan ciri khas nya akan lebih percaya diri dalam mengembang tugas
Fokus mencapai tujuan dan sebagai kontrol diri. Personal branding yang dibangun membuat seorang guru memiliki prinsip yang lebih kuat sehingga susah untuk dikontrol oleh orang lain dan lebih fokus pada tujuan yang dicapai. Personal branding juga dapat mengontrol agar guru tidak keluar dari tujuan dan berusaha menjadi pendidik yang baik
Langkah-Langkah Membangun Personal Branding
Branding tidak selalu melulu terkait produk dan hal-hal yang terkait dengan periklanan. Pengembangan diri seseorang juga memerlukan branding atau istilah umumnya pencitraan. Tidak terkecuali seorang guru. Guru yang profesional akan berusaha menjaga mereknya dengan baik. Bagaimana cara membangun personal branding untuk guru? Berikut langkah-langkahnya!
Melakukan tugas dengan profesional. Langkah pertama dalam membangun personal branding adalah melakukan tugas dengan sebaik mungkin. Mengajar dengan tulus dan penuh dedikasi. Karena apapun yang dilakukan dengan tulus dan maksimal akan mampu membranding diri lebih baik lagi di mata manusia utama di mata Allah.
Cara bersikap dan kemampuan berkomunikasi. Cara kita berkomunikasi dan bersikap kepada murid, rekan guru, wali murid atau pun masyarakat sekitar sangat menentukan pandang orang terhadap diri. Maka sebagai guru yang sepatutnya jadi teladan bagi para muridnya haruslah berhati-hati dalam bersikap juga dalam bertutur.
Mengembangkan diri sesuai bakat minat. Untuk membangun personal branding tidak cukup sekedar menjadi baik. Guru harus memiliki ciri khusus agar mudah dikenal oleh murid dan orang sekitarnya sebagai ciri baik. Untuk itu, seorang guru perlu senantiasa menggali bakat minat yang dimiliki. Potensi apapun yang bisa menunjang perannya dalam mendidik dan mengajar. Jika hobi menggambar maka gali bakat menggambar. Jika hobi menulis maka kembangkan bakat dengan ikut pelatihan dan pajang karya anda di mana lakukan. Bisa menjadi blogger atau pun sekedar bercuit di media sosial. Guru pun bisa menjadi youtuber ataupun influincer. Asal syaratnya semua hobi yang kita kembangkan tak membuat kita melupakan tugas dan tanggungjawab kita menjadi guru.
Membangun citra diri dengan tulus karena ingin berkembang untuk menjadi guru yang lebih baik. Membangun personal branding haruslah dilakukan dengan tulus dan tanpa kepalsuan. Bukan untuk dipandang 'wah' atau keren. Tapi memang atas ketulusan untuk menjadi diri pribadi yang lebih baik lagi. Mengikuti sunnah Nabi yaitu dengan menyamakan perkataan dan perbuatan dengan hati seperti yang telah saya jabarkan di atas
Demikian beberapa pandangan saya terkait personal branding bagi guru. Mungkin tidak semua sepakat dengan perlunya pencitraan pada diri guru. Dan mengganggap jadi pribadi yang apa adanya itu lebih baik. It's okey, Pak-Bu! Karena setiap orang berhak berpendapat. Namun bukankah kita ingin memberi bekas yang indah dan positif nanti jika sudah usai waktu kita di dunia. Dan berharap semua yang mengenal kita bersaksi bahwa kita orang baik di mata manusia dan utamanya di mata Allah. Dan kota pun selayaknya menjadi pribadi yang lebih baik terlepas peran kita sebagai guru atau tidak. wallahu a'lam bishawab! Semoga bermanfaat